Sabtu 22 Sep 2018 13:03 WIB

Kementerian Pertanian Dorong BUMN Bermitra dengan Peternak

Perkembangan populasi dan produktivitas sapi perah masih belum sesuai harapan

Red: EH Ismail
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementan Fini Mufiani menyaksikan penandatanganan MoU antara PT. Jasindo selaku BUMN dengan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung (22/09).
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementan Fini Mufiani menyaksikan penandatanganan MoU antara PT. Jasindo selaku BUMN dengan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung (22/09).

EKBIS.CO, MALANG –Kementerian Pertanian berupaya  meningkatkan produksi susu untuk memenuhi kebutuhan nasional. Salah satu solusi untuk mendongkrak peningkatan populasi sapi di dalam negeri adalah dengan meningkatkan skala usaha kepemilikan ternak.

Menurut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementan Fini Mufiani, upaya yang dilakukan Kementan diantaranya dengan mendorong semua pihak, baik swasta maupun BUMN bermitra dengan peternak.

Ia menjelaskan, produksi susu segar nasional  pada2017 masih rendah, yaitu 922,9 ribu ton. Hingga saat ini, 79,2% kebutuhan susu masih diimpor dari luar negeri.

“Karena perkembangan populasi dan produktivitas sapi perah masih belum sesuai harapan. Di sisi lain, kepemilikan sapi perah atau rata-rata dua sampai tiga ekor per peternak,” kata Fini usai menyaksikan penandatanganan MoU antara PT. Jasindo selaku BUMN dengan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung (22/09).

Fini menambahkan, berdasarkan data BPS (2017), rumah tangga peternakan sapi perah nasional saat ini sebanyak 142 ribu. Sebagian besar dari peternak itu merupakan peternak kecil dengan kepemilikan sapi perah dibawah empat ekor.

"Kita ambil sisi positifnya untuk dijadikan peluang. Karena dengan meningkatkan skala kepemilikan sapi di rumah tangga peternakan, akan dimungkinkan terjadinya peningkatan populasi sapi perah di dalam negeri," ujar Fini.

Untuk pengembangan sapi perah, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, diantaranya: bantuan ternak, program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), subsidi bunga KUPS dan KUR, bantuan premi asuransi, dan fasilitasi pengembangan investasi dan kemitraan. Namun dengan keterbatasan APBN saat ini tidak memungkinkan penambahan sapi difasilitasi oleh pemerintah. Untuk itu diperlukan sumber-sumber pembiayaan yang murah melalui non APBN.

Fini memberi contoh, PT. Jasindo. Selaku BUMN, PT. Jasindo telah mau meningkatkan pemanfaatan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) bekerjasama dengan KAN Jabung.

"Ini bentuk program kemitraan BUMN dalam pengembangan usaha peternakan dengan fasilitasi pembiayaan non APBN dan optimalisasi asuransi ternak," tutur Fini.

Fini mengatakan, Program Kemitraan (PK) dari BUMN ini merupakan salah satu sumber pembiayaan yang murah, yaitu dengan bunga 3% dan lama pengembalian tiga tahun. "Skema ini sangat sesuai untuk kriteria usaha sapi, baik sapi perah maupun sapi potong," ungkapnya.

Ia melanjutkan, skema dengan bunga yang sama telah lama diusulkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, namun baru disetujui KUR dengan bunga 7%.

"Kami apresiasi PT. Jasindo yang telah percaya kepada usaha peternakan dan meluncurkan Program Kemitraan BUMN kepada 50 orang peternak anggota KAN Jabung dengan total pembiayaan Rp.1 miliar. Pembiayaan ini akan digunakan untuk pembelian 50 ekor sapi perah oleh KAN Jabung," tambahnya.

Fini berharap untuk kedepan, lebih banyak BUMN-BUMN lainnya yang bermitra, sehingga peternak kecil akan terbantu dan percepatan peningkatan produksi susu sapi di dalam negeri lebih cepat terealisasikan.

"Mari BUMN-BUMN yang lain untuk ikut bersama-sama bersinergi merapatkan PKBL nya untuk usaha peternakan khususnya peternak sapi, begitu juga swasta dengan memanfaatkan program Corporate Social Responsibilitynya (CSR)," pungkasnya.

Fini juga mengapresiasi KAN Jabung yang telah mengambil peran luar biasa dalam pemberdayaan peternak, dimana selain menjadi offtaker dan avalis juga melakukan pendampingan dan pemberdayaan.

"Kami berharap, lebih banyak lagi koperasi-koperasi bahkan swasta baik IPS maupun Farm ikut berperan sebagai pendamping, avalis dan off taker bagi peternak kecil, sehingga kita bersama-sama berkembang dan mewujudkan percepatan peningkatan produksi susu nasional,” ujar Fini.

Lebih lanjut Ia menyatakan, selain PT. Jasindo, di Jawa Timur juga telah ada program kemitraan dengan peternak sapi perah yang sudah dilaksanakan oleh Sucofindo dan PT. Pelindo III dengan Koperasi Setia Kawan di Kabupaten Pasuruan sebesar Rp15,2 miliar untuk 24 kelompok yang beranggotakan 554 orang dengan jumlah sapi yang dimiliki sebanyak 1.080 ekor. Sucofindo juga telah memfasilitasi program Bina Lingkungan dengan mendukung pengembangan kampung susu sebagai agrowisata dan edukasi di Koperasi Setia Kawan Pasuruan. Fini Murfiani meyakinkan, apabila PKBL ini dimanfaatkan dengan baik, maka akan lebih banyak lagi PKBL bagi peternak.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement