EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pasar saham Indonesia harus bersiap dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan. Menurutnya, kondisi ekonomi mengalami volatilitas tinggi akibat dampak dinamika global seperti kebijakan nomalisasi AS dan perang tarif.
Hal itu, ujarnya, akan berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan perkembangan ekonomi Indonesia. "Bursa harus bisa lebih siap meningkatkan perannya dalam mengantisipasi berbagai perkembangan yang ada," kata Wimboh dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-41 Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Ahad (23/9).
Wimboh meminta bursa saham untuk bisa mendukung upaya pemerintah dalam mendorong pengembangan dunia usaha. Dia mengatakan, bursa perlu membuka kesempatan agar pelaku usaha bisa mengambil manfaat terutama terkait sumber pendanaan ke depan.
"Sehingga, nanti pasar di bursa menjadi likuid lebih dalam dan mempunyai integritas yang tinggi," kata Wimboh.
Wimboh juga optimis, IHSG akan kembali ke tren positif meski kondisi saat ini masih lebih rendah dibandingkan awal tahun yang sempat berada pada level 6.300. Dalam penutupan perdagangan pada Jumat (21/9) lalu, IHSG berada pada level 5.957.
Dia mengatakan, tekanan pada IHSG akan mereda pada akhir tahun ini atau awal 2019. "Ini kan situasinya masih terus berjalan. Amerika Serikat masih kemungkinan menaikkan sukuk bunganya lagi. Kita lihat mudah-mudahan sampai akhir tahun ini dan awal tahun depan sudah selesai," katanya.