EKBIS.CO, JAKARTA -- Setelah sekitar 3.000-an Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terbangun dan bergerak cepat di ribuan desa di Indonesia, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) semakin menggerakkan pengembangan model-model inkubasi inovasi desa menyongsong era industri 4.0. Diharapkan ini dapat mendorong kemampuan desa yang semakin kreatif melompat pada era kemajuan zaman industri 4.0
Mulai Jumat malam digelar Pertemuan Sosialisasi Inkubasi Inovasi Desa kepada wakil-wakil dari 150 pendamping dan pelaksana pembangunan desa yang dibuka oleh Menteri Desa PDTT Eko Priyo Sandjojo di Jakarta. Pertemuan yang berlangsung selama tiga hari itu diharapkan menantang dan sekaligus mengarahkan penggerak pembangunan di desa yang dewasa ini melaksanakan empat priortias pembangunan desa dan masyarakatnya membangun Prukades.
Tim Pakar Kemendes PDTT Haryono Suyono mengatakan, BUMDes, Embung Desa dan sarana olah raga semakin mencari celah untuk mengangkat potensi desa yang ada. "Agar sejajar dan melebihi kemampuan pembangunan yang mendongkrak potensi dan kekuatan kita menjadi salah satu yang menonjol sebagai kekuatan yang mengangkat dan menyangga Indonesia sebagai negara besar pada masa depan," ujar Haryono seperti dalam siaran persnya, Ahad (7/10).
Haryono mengatakan dalam pidato pembukaan yang bersemangat dan inspiratif Menteri Eko mengajak para peserta agar dengan berani berpikir besar memanfaatkan mitra kerja perusahaan swasta. Serta disertai pengembangan sistem yang secara komprehensif mengangkat potensi desa dan mendorong kemajuan dengan skala besar berkelanjutan.
"Pada Era inilah kolaborasi dengan sistem modern dibutuhkan karena dunia berpacu dengan cepat bukan karena semata sebagai suatu usaha besar, tetapi memiliki visi dan kecepatan tinggi menjawab permintaan pasar dengan kepuasan yang maksimal," ungkapnya.
Menjelang penutupan pada Sabtu (6/10) malam, Tim Pakar Haryono Suyono dan Dana Avrizal memberikan penekanan dibutuhkannya kolaborasi yang kuat agar semua kesempatan yang melimpah di desa digali, diproses dan dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat luas. Ini untuk mengentaskan kemiskinan dan mengantar keluarga Indonesia menjadi keluarga yang sejahtera dengan tetap berpegang teguh pada falsafah gotong royong Pancasila.