EKBIS.CO, PASAMAN BARAT -- Kementerian Pertanian mendukung pengembangan budidaya tanaman alpukat di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Alpukat dari pertanian Pasaman Barat ini telah mengisi kebutuhan atlet Asian Games 2018 yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan. Jumlah yang dipasok untuk Atlet selama berlangsungnya Asian Games mencapai 8 ton.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengapresiasi semangat petani alpukat di Pasaman Barat. Petani mampu mengembangkan alpukat dengan rasa yang lezat disertai areal pertanaman yang luas.
"Saya bangga dengan para petani di sini. Adalah penting menjaga dan melestarikan varietas unggul asal Pasaman Barat ini. Saat ini alpukat di Pasaman Barat masih bercampur dari berbagai galur dan bentuk buah masih beragam. Saya harap pengembangan alpukat bisa menghasilkan varietas terbaik,” kata Sri saat melakukan kunjungan kerja ke Pasaman Barat, Jumat (20/10).
Dalam kesempatan tatap muka dengan Gapoktan tersebut, Sri menyampaikan pentingnya menjaga dan melestarikan varietas unggul asal lokal seperti Alpukat Tongar asal Pasaman Barat. Sri menekankan agar Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat serius menggarap potensi ini mulai dari memperkuat penangkar dan menyediakan benih dalam jumlah cukup.
Sri juga berharap adanya koordinasi secara intensif antara instansi terkait seperti Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Universitas Andalas, Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Barat serta lembaga lainnya. Saat ini panen sedang berlangsung di areal seluas 45 ha di Jorong Girimaju. Puncak panen diperkirakan bulan depan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Sukarli mengatakan, pemerintah daerah akan mengangkat program pengembangan alpukat agar menjadi salah satu produk unggulan.
“Kami berharap Pemerintah pusat mendukung program ini khususnya dalam penerapan teknologi budidaya, peningkatan kualitas buah dan teknologi pasca panen,” ujarnya.
Petani alpukat, Zulkifli dari Gapoktan Sinar Terang menyatakan, puncak panen akan terjadi pada November. Apabila masuk puncak panen, anggota gapoktan yang dibina olehnya bisa mengumpulkan 20 ton/hari.
“Alpukat ini dipasarkan ke kota Padang, Jakarta, Medan, bahkan diekspor ke Malaysia, Singapura dan Brunei,” ungkapnya.
Di samping keberhasilan tersebut, Zulkifli mengeluhkan akses jalan usahatani yang kurang mendukung sehingga merusak kualitas buah. Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang/bangsal pasca panen. Dengan kondisi jalan saat ini, kulit buah menjadi lecet dan mengakibatkan harga jadi turun.
"Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang/bangsal pasca panen. Dengan kondisi jalan saat ini yang kurang baik, kulit buah menjadi lecet dan harga jadi turun. Saya harap pemerintah bisa membantu memperbaiki jalan usaha tani ini,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Kepala (BPTPH) Propinsi Sumatera Barat, Suardi. Suardi menyatakan siap mendukung dan mengawal pengembangan alpukat mulai dari aspek budidaya ramah lingkungan serta pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).