Kamis 25 Oct 2018 14:50 WIB

Keuangan Syariah Tumbuh Pesat di Afrika

18 negara Afrika punya potensi pertumbuhan terbesar untuk penerbitan sukuk.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Lembaga pemeringkat Moody's.
Foto: telegraph.co.uk
Lembaga pemeringkat Moody's.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Selama lima tahun terakhir, keuangan Islam telah mengalami ekspansi besar-besaran di seluruh Afrika. Keuangan syariah di Afrika mencapai 2,3 miliar dolar AS yang diperoleh melalui penerbitan sukuk Afrika.

Sukuk tersebut menyediakan sumber pendanaan baru yang mencakup kedaulatan dan lembaga keuangan, menurut laporan baru oleh Moody's Investors Service. Moody memperkirakan bahwa pangsa aset perbankan syariah sebagai persentase dari total aset perbankan Afrika akan naik menjadi lebih dari 10 persen selama lima tahun ke depan, dari tingkat saat ini di bawah lima persen.

“Moody's telah mengidentifikasi 18 negara Afrika yang memiliki potensi pertumbuhan terbesar untuk penerbitan sukuk, serta perbankan syariah. Ini termasuk Mesir, Maroko, Senegal, Nigeria, Sudan, dan Kenya," kata laporan lembaga pemeringkat kredit Moody's, dilansir di Moneyweb, Kamis (25/10).

Secara global, aset keuangan syariah mewakili kurang dari satu persen aset keuangan global. Nilai ini tumbuh dari sekitar 200 miliar dolar AS pada tahun 2003 menjadi sekitar 2 triliun dolar AS pada akhir 2016. Beberapa proyeksi memperkirakan angka tersebut akan melampaui angka 3 triliun dolar AS pada tahun 2020.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa pada tahun 2017, sebanyak 350 juta orang Afrika tidak memiliki rekening bank formal. IMF mencatat bahwa pengembangan lebih lanjut dari produk keuangan syariah dapat secara signifikan meningkatkan akses ke keuangan bagi penduduk Afrika yang kurang terlayani secara finansial. 

"Keuangan syariah juga dapat membantu meningkatkan stabilitas keuangan," kata Montfort Mlachila, perwakilan senior resident di Afrika Selatan untuk IMF. 

Sebagian besar simpanan bank ditawarkan dengan bagi hasil dan kerugian, dan secara eksplisit dapat bail in jika sektor perbankan menghadapi kesulitan. "Ajaran etika yang mendasari keuangan Islam, seperti penghindaran produk spekulatif, dapat membantu mengurangi risiko sektor perbankan,” jelasnya.

Dengan hanya satu dari empat orang dewasa yang memiliki rekening bank resmi dibandingkan dua kali lebih banyak di negara-negara berkembang lainnya, akses ke kredit masih menjadi tantangan di seluruh benua. 

Keuangan syariah juga memberikan kesempatan bagi komunitas Muslim yang mungkin enggan untuk menerima produk keuangan yang diberikan oleh bank konvensional, atas dasar agama. Untuk kelompok-kelompok seperti itu, produk keuangan yang sesuai syariah merupakan pilihan yang menarik. 

“Populasi Muslim besar Afrika, yang sebagian besar tidak memiliki rekening bank, juga akan memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan aset perbankan Islam,” kata laporan Moody's. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement