REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah berupaya menjaga kualitas pembiayaannya. Rasio pembiayaan bermasalahnya (Non-Performing Financing/NPF) pun terjaga di level satu persen.
"Per September 2018, NPF kita sekitar 1,2 persen," ujar Head of Syariah Sales and Distribution CIMB Niaga, Dian Rahma, saat ditemui Republika pada Anugerah Syariah Republika 2018, Kamis (8/11).
Ia menambahkan ada beberapa penyebab naik-turunnya NPF. Hanya saja, penyumbang NPF terbesar dari pembiayaan ke sektor pembiayaan perumahan. "Karena sektor itu lagi tidak begitu bagus dan ada beberapa perusahaan kecil," katanya.
Sampai akhir tahun, wanita yang akrab disapa Merry ini menyatakan, akan terus menjaga NPF di level tersebut. "Level segitu saja sudah bagus, kalau NPF ditekan sampai di bawah satu persen agak susah. Yang penting provisinya harus kuat," ujarnya.
CIMB Niaga syariah baru saja mendapatkan penghargaan The Best Sharia Business Unit untuk kategori UUS dalam Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018. Ini merupakan tahun kedua unit usaha syariah CIMB Niaga mendapatkan penghargaan tersebut.
Hingga kuartal III 2018, CIMB Niaga Syariah membukukan pembiayaan sebesar Rp 24,1 triliun. Sampai akhir tahun ditargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 26 triliun.
Adapun total nilai aset CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 31 triliun pada kuartal III 2018. Angka ini tumbuh dibanding periode sama pada 2017 yang sebesar Rp 19 triliun.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh dari Rp 16,84 triliun pada periode kuartal III 2017 menjadi Rp 21,95 triliun pada kuartal III 2018.