EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwilaksana mengatakan saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah ditunjuk menjadi operator kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jabodebek. Dengan adanya penundaan proyek LRT Jabodebek di Kilometer 11 sampai 17 Tol Jakarta Cikampek, menurut Aditya akan berdampak pada rencana bisnis KAI.
Terlebih KAI sebagai badan usaha penyelenggara operasi, sarana, rasaranan dan investor LRT Jabodebek. Dia mengatakan, KAI akan mengganti dana konstruksi LRT Jabodebek yang dikeluarkan dan dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan mengatakan penundaan kedua proyek di titik tersebut akan dilakukan sekitar tujuh bulan. “Jadi apa akibatnya kalau terjadi penundaan? Maka pasti akan berpengaruh terhadap hitung-hitungan rencana bisnisnya KAI,” kata Aditya kepada Republika.co.id, Kamis (22/11).
Aditya menjelaskan pada dasarnya KAI akan melakukan penghitungan terkait pengerjaan proyek tersebut. Misalnya, kata dia, dengan meminjam dari sindikasi perbankan akan akan dihitung juga dengan masa operasional LRT Jabodebek.
Dengan ditundanya pembangunan LRT Jabodebek meski hanya di titik tertentu saja, menurut Aditya tetap akan menunda hal lain. “Terutama penundaan perolehan operasional mereka dan perolehan pendapatan mereka,” ujar Aditya.
Dia menegaskan, dampak dari penudnaan pembangunan LRT Jabodebek di Kilometer 11 sampai 17 Tol Jakarta-Cikampek tidak hanya pada konstruksinya Adhi Karya dan waktu operasinya saja. Tetapi, kata Aditya, juga berpengaruh terhadap rencana bisnis KAI sebagai penyelenggara sarana dan prasarana.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta penundaan dua proyek strategis nasional yaitu LRT Jabodek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Penundaan hanya dilakukan di Kilometer 11 sampai 17 Tol Jakarta-Cikampek untuk mengatasi kemacetan di ruas tersebut.
Dia menjelaskan penundaan kedua proyek tersebut akan dilakukan secara bergantian atau bergiliran. Hal itu, kata dia, akan menyesuaikan dengan lokasi pengerjaan kedua proyek tersebut di Kilometer 11 sampai 17 Tol Jakarta-Cikampek.
Baca juga, Kontraktor Dapat Optimalkan Pembangunan LRT di Trase Lain