EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri semakin fokus mengembangkan layanan digital. Sebab, kini 90 persen transaksi nasabah telah dilakukan melalui beragam channel digital yang disediakan.
Group Head of Digital Banking Mandiri Syariah, Riko Wardhana, per November 2018, pendapatan nonbunga atau fee based income dari channel digital (e-channel) sudah mencapai Rp 170 miliar. Dengan begitu, kontribusi e-channel terhadap total fee based income Mandiri Syariah telah menembus 20 persen.
"Sampai akhir tahun ini kita perkirakan fee based income dari e-channel sekitar Rp 175 miliar," ujar Riko kepada wartawan di Jakarta, Senin, (26/11). Menurutnya, potensi transaksi melalui e-channel akan semakin besar tahun depan.
Saat ini saja, kata dia, transaksi lewat kantor cabang hanya sekitar 10 persen. "Investasi kita sebanyak 30 sampai 40 persen akan lebih dominan ke pengembangan digital," tuturnya.
Direktur Technology & Operation Mandiri Syariah Achmad Syafii menambahkan, sampai November tahun ini volume transaksi digital perseroan mencapai 80 juta. "Nilainya saya tidak ingat, tapi nilai transaksi digital lebih besar daripada transaksi di cabang, karena volume transaksinya pun lebih besar," jelasnya pada kesempatan serupa.
Sepanjang 2018, kata dia, Mandiri Syariah telah berinvestasi sekitar Rp 150 miliar untuk pengembangan layanan digital. Anak usaha Bank Mandiri ini pun mengaku, tahun depan jumlah investasi ke digital akan ditingkatkan.
"Sekarang sedang disusun kita akan tingkatkan terkait digital. Kita sedang ajukan ke komisaris, yang pasti jumlahnya tumbuh," ujar Syafii.
Lebih lanjut, ia menuturkan, melalui pengembangan channel digital, perseroan berharap dapat menarik nasabah milenial. "Hingga saat ini, nasabah milenial kita yang tercatat sekitar 23 persen. Jadi ini upaya ekstensifikasi customer kita," tambahnya.
Meski begitu, Syafii menegaskan, layanan digital Mandiri Syariah tidak hanya ditujukan bagi milenial. Melainkan untuk semua nasabah perseroan agar bisa menikmatinya juga.