EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai kinerja eksternal dari perekonomian negeri ini sudah menunjukkan perbaikan. Perbaikan ini sudah mulai terlihat sejak September lalu.
"Masalah perekonomian Indonesia lebih banyak disebabkan oleh permintaan eksternal netto atau ekspor minus impor, sebagai akibat pemulihan ekonomi dunia yang lambat. Namun, kinerja sektor eksternal ekonomi Indonesia mengalami perbaikan," kata Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Antarlembaga Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo dalam rilis, Rabu (28/11).
Ia mengingatkan bahwa indikasi membaiknya eksternal ekonomi dapat dilihat dari neraca nonmigas yang tercatat surplus sebesar 0,23 miliar dolar AS pada September 2018. Kondisi surplus tersebut, lanjutnya, merupakan perbaikan setelah defisit yang dialami sejak bulan Januari hingga Agustus 2018, yaitu sebesar 4,08 miliar dolar AS.
"Perbaikan kinerja ekspor terutama disebabkan menurunnya impor non-migas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas," ucapnya.
Bambang memperkirakan bahwa defisit transaksi berjalan dalam tahun 2018 diperkirakan lebih kecil dari 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama tahun 2018 tercatat 5,5 miliar dolar AS atau sekitar 2,1 persen dari PDB.
Ia menilai defisit tersebut jauh lebih rendah dari defisit kuartal sebelumnya yang mencapai 6 miliar dolar AS atau sekitar 2,3 persen dari PDB. Penurunan defisit transaksi berjalan ini terjadi karena penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca perdagangan sekunder.
"Semoga kebijakan pemerintah yang diarahkan untuk terus mengurangi defisit transaksi berjalan dengan menaikan pajak pendapatan terhadap 1.147 barang konsumsi yang diimpor, dan perluasan penggunaan 20 persen biodiesel akan berhasil secara maksimal," katanya.