EKBIS.CO, JAKARTA -- Peternak ayam layer mandiri masih menikmati bantuan jagung pakan kiriman Kementerian Pertanian (Kementan). Sejak didistribusikan dengan pengawalan langsung dari Kementan dua pekan lalu, peternak langsung memanfaatkannya dan berhenti membeli jagung pakan di pasar.
Peternak Ayam Mandiri di Cianjur, Jawa Barat, Andi mengatakan stok jagung pakan aman. Dua pekan lalu bantuan dari Kementan ada 96 ton. "Sekarang mulai sedikit karena kita pakai. Sudah ajukan agar dikirim lagi 100 ton, untuk dipakai selama 2 minggu ke depan", ujar dia.
Andi mengakui harus menyesuaikan komposisi dalam pakan yang dibuatnya. Lantaran, kondisi saat ini di pasar jagung sedang langka. Bila biasanya di atas 50 persen, sekarang sedikit dikurangi.
"Ada (jagung) di broker (pedagang), mereka nyimpen. Dijual dua pekan lalu Rp 5.200 per kg. Setelah bantuan dari Kementan seharga Rp 4.000, kita nggak beli lagi. Nggak tahu berapa sekarang", katanya.
Roby Cahya, peternak ayam layer UMKM di Sukabumi, Jawa Barat, menyampaikan informasi serupa. Menurutnya jagung masih ada di pasaran, tetapi terbatas dan harganya tinggi.
"Jagung ini dibilang tidak ada, ya nggak bisa juga. Karena memang jagung ada, tapi terbatas. Hari ini (kemarin) Rp 5.800 sampai peternak," ujar Roby mengungkapkan.
Ini sekaligus membantah adanya kabar yang beredar di media bahwa harga jagung sudah mencapai di atas Rp 6.000 per kg. Roby menampik kabar bahwa harga jagung sudah menyentuh Rp 6.000 per kg. "Kabar itu bohong," kata dia menegaskan.
Roby berharap pemerintah segera mengirim lagi bantuan jagung, agar peternak tidak usah lagi membeli dengan harga tinggi. Ia pun berharapa harga jagung akan terkoreksi karena permintaan di pasar turun. "Karena barang terbatas, dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang mengambil keuntungan di masa sulit," katanya
Saat Kementan mengirim jagung bantuan, Roby ikut mengoordinasikan pembagiannya ke peternak Mandiri di wilayah Sukabumi. Ketika itu jagung pakan dikirim sebanyak 100 ton.
Melihat kenyataan itu, Roby menilai pemerintah sudah bekerja di jalan yang benar. Ia mengapresiasi pengadaan jagung bagi peternak kecil. "Pinjam ke feedmill sudah betul. Tinggal dilanjutkan saja kirim bantuan berikutnya agar kami berhenti membeli ke luar, mudah-mudahkan harga jadi turun," katanya berharap.
Roby mengaku usaha ternak yang dijalaninya termasuk kriteria menengah, bukan mikro dan kecil (mandiri). Sedangkan jagung pakan bantuan dikhususnya untuk peternak mandiri dengan kapasitas unggas di bawah 11.500 ekor. Ia berharap bantuan jagung pakan tidak hanya bagi peternak mandiri, tetapi juga peternak skala menengah.
Dryer dan silo
Peternak memiliki keinginan untuk menanam jagung sendiri agar bisa memenuhi sendiri kebutuhan pakan ternaknya. Namun keinginan itu butuh usaha ekstra, jika dilakukan bersamaan dengan berternak ayam.
Mengatasi persoalan itu, Andi mempunyai harapan yang lebih mudah direalisasikan, yakni memiliki dryer (pengering jagung) dan silo (gudang penyimpanan) sendiri. Namun ini pun tidak mudah karena pengadaannya terkendala biaya.
Padahal Andi mengatakan jika memiliki dryer, peternak bisa langsung membeli jagung petani dalam kondisi basah. Sehingga tidak perlu berebut dengan broker yang memang memiliki dryer dan silo. "Kalau punya dryer dan silo, peternak akan dorong petani supaya tanam jagung pakan," ujar dia.
Di luar cita-citanya itu, Andi menghargai kerja Pemerintah yang telah memberi kemudahan bagi peternak kecil untuk mendapatkan jagung. "Tepat sasaran, berguna sekali," katanya.