EKBIS.CO, BOGOR - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia mendorong perbaikan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina, khususnya di bidang ekonomi, sehingga berdampak baik pada kondisi perekonomian di Indonesia.
"Kita harapkan hubungan (AS) dengan Cina ya tahap demi tahap akan membaik karena kalau merusak kedua belah pihak, maka akan berimbas pada negara lain termasuk Indonesia," kata Wapres Jusuf Kalla melalui konferensi pers lewat video di sela-sela kunjungannya ke Argentina dalam rangka menghadiri KTT G-20, Kamis sore waktu setempat.
Wapres mengatakan Indonesia berperan dalam mendorong perbaikan hubungan dagang AS dan Cina karena dengan peningkatan hubungan kedua negara tersebut, maka nilai ekspor Indonesia akan membaik.
"Di situ letaknya posisi Indonesia, bagaimana kita harapkan ekonomi perdagangan dunia ini lebih baik. Kalau industri Amerika dan industri Cina menurun, pasti harga ekspor kita akan menurun," tambahnya.
Pembicaraan hubungan dagang antara AS dan Cina menjadi salah satu fokus Wapres Jusuf Kalla dalam menghadiri KTT G-20 tersebut, selain juga membahas peningkatan hubungan perekonomian di dunia. Wapres berharap konflik perang dagang AS dan Cina tersebut dapat selesai di forum KTT G-20.
"Sampai hari ini diharapkan bisa selesai, apa bisa selesai hari ini atau apa, itu belum ada bayangan karena masih bicara para menteri, diwakili oleh Menkeu dan juga Wamenlu nanti bicara," katanya.
G-20 merupakan forum kerja sama di bidang perekonomian yang diikuti oleh 19 negara dengan ekonomi terbesar dan strategis, ditambah organisasi supranasional Uni Eropa. Selain dorongan kebijakan untuk menekan potensi perang dagang tersebut, Indonesia juga membawa sejumlah isu perekonomian antara lain komitmen sistem perdagangan multilateral, pembentukan sistem pajak internasional, peningkatan partisipasi ekonomi negara berkembang, serta peningkatan koordinasi dan sinergi kebijakan makro ekonomi.
KTT G-20 mengambil tema Membangun Konsensus untuk Pembangunan yang Berkelanjutan dan Adil, dengan mengusung tiga agenda prioritas yaitu meningkatkan inklusivitas dan mengurangi kesenjangan melalui pemanfaatan teknologi, investasi pendidikan dan pelatihan, serta kebijakan fiskal dan reformasi struktural.