Selasa 04 Dec 2018 04:16 WIB

Batu Bara Dongkrak Ekspor Nasional

Pertumbuhan ekspor batu bara mencapai 19,6 persen didorong kenaikan harga ekspor.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di kawasan perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Ekspor batu bara naik sebesar 19,6 persen dipengaruhi oleh kenaikan volume dan harga ekspornya.
Foto: Aji Styawan/Antara
Warga memancing ikan di sekitar kapal tongkang pengangkut batu bara di kawasan perairan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Ekspor batu bara naik sebesar 19,6 persen dipengaruhi oleh kenaikan volume dan harga ekspornya.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kinerja ekspor pada Oktober 2018 kembali meningkat 5,9 persen menjadi sebesar 15,80 miliar dolar AS dibanding bulan sebelumnya. Ekspor nonmigas memberikan kontribusi positif dengan pertumbuhan sebesar 15,2 persen menjadi 1,48 miliar dolar AS.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kenaikan ekspor nonmigas periode Januari sampai Oktober 2018 didorong meningkatnya ekspor pertambangan sebesar 27,5 persen dan produk industri sebesar 5,7 persen, meskipun ekspor pertanian turun 8,5 persen. Barang tambang yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan ekspor adalah batu bara (HS 27) dan bijih, kerak, dan abu logam (HS 26). 

Ekspor batu bara naik sebesar 19,6 persen dipengaruhi oleh kenaikan volume dan harga ekspornya. Sementara ekspor bijih, kerak dan abu logam naik 69,4 persen karena volume ekspornya melonjak sebanyak 249,6 persen.

Produk industri yang berperan pada tercapainya target ekspor nonmigas antara lain besi dan baja (HS 72) naik 91,7 persen, berbagai produk kimia (HS 38) naik 32,2 persen, kertas/karton naik 20,6 persen, bubur kertas naik 23,5 persen, produk besi dan baja (HS 73) naik 26,6 persen, serta aluminium (HS 76) naik 45 persen. "Penguatan ekspor ini menjadi peluang memperbaiki kinerja neraca perdagangan," ujar Enggar dalam rilis yang diterima Republika, Senin (3/12). 

Sementara itu, kinerja impor bulan Oktober 2018 naik sebesar 20,6 persen atau 17,62 miliar dolar AS dibanding bulan sebelumnya (mtm). Kenaikan ini terdiri dari impor nonmigas 14,71 miliar dolar AS atau naik 19,4 persen dan impor migas 2,91 miliar dolar AS atau naik 27,0 persen. 

Berdasarkan kegunaan barangnya, impor bahan baku/penolong menyumbang kenaikan impor terbesar di bulan Oktober 2018. Impor bahan baku/penolong naik 22,6 persen dan impor barang modal naik 15,6 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi naik 13,3 persen, namun masih turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahan baku/penolong yang berperan signifikan terhadap kenaikan impor antara lain bahan baku olahan untuk industri berupa baja lembaran, gulungan, dan kawat baja, bahan bakar dan pelumas olahan. Sementara itu, barang modal yang mendorong kenaikan impor antara lain excavator, bulldozer, main board PCBA, telepon genggam, dan truk sampah.

Sedangkan untuk barang konsumsi yang memberikan kontribusi pada kenaikan impor adalah barang konsumsi setengah tahan lama dan barang konsumsi tahan lama. Termasuk di antaranya gula, buah-buahan, susu, mentega, dan telur, serta bahan bakar & pelumas (olahan), alat angkutan bukan untuk industri, dan mobil penumpang.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement