Jumat 07 Dec 2018 15:50 WIB

Industri Petrokimia Rp 52,5 Triliun Dibangun di Cilegon

Industri petrokimia di Cilegon ini akan produksi naphta cracker 2 juta ton per tahun

Red: Nidia Zuraya
Pabrik petrokimia
Foto: Saptono/Antara
Pabrik petrokimia

EKBIS.CO, CILEGON -- Industri petrokimia milik Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, senilai 3,5 miliar dolar atau Rp 52,5 triliun resmi dibangun. Pembangunan industri petrokimia ini ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

"Industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry. Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik," kata Airlangga di Cilegon, Jumat (7/12).

Menperin menyampaikan hal itu pada acara Peletakan Batu Pertama (ground breaking) Pembangunan Komplek Petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) di Cilegon, Banten. Berdasarkan karakteristiknya, menurut Menperin, industri petrokimia dikategorikan sebagai jenis sektor manufaktur yang padat modal, padat teknologi dan padat energi.

"Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, telah ditetapkan industri kimia menjadi salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan agar menjadi pionir dalam penerapan Revolusi Industri 4.0," jelasnya.

Untuk itu, Kemenperin mengapresiasi PT Lotte Chemical Indonesia yang telah merealisasikan investasinya dengan membangun kompleks petrokimia di atas luas area 100 hektare ini. Kompleks petrokimia tersebut memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun.

Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton propylene, 400 ribu ton polypropylene, dan produk turunan lainnya yang  juga bernilai tambah tinggi.

Produksi PT Lotte Chemical Indonesia tersebut untuk memenuhi permintaan domestik maupun global. Dalam proyek pembangunan infrastukturnya, diproyeksi menyerap tenaga kerja langsung hingga 1.500 orang dan dengan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4.000 orang pada periode 2019-2023.

"Langkah ini seiring arahan Bapak Presiden Jokowi untuk terus menggenjot investasi, industrialisasi, dan hilirisasi. Upaya ini diyakini meningkatkan perekonomian kita secara fundamental, dengan penghematan devisa dari substitusi impor, dan akan pula dapat memperbaiki neraca perdagangan," ujar Airlangga.

Menperin bertekad mendorong percepatan pembangunan kompleks petrokimia tersebut, sehingga mendukung pengurangan impor produk petrokimia minimal 50 persen. "Kami juga berharap agar proyek ini lebih mengutamakan penggunaan komponen lokal. Termasuk tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek ini, harus lebih diutamakan dari dalam negeri," tegasnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement