Jumat 04 Jan 2019 07:44 WIB

Kementan Dorong Balittri Jadi Mercusuar Tanaman Industri

Inovasi yang dihasilkan Balittri berpotensi dimanfaatkan oleh investor.

Red: EH Ismail
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, saat mengunjungi Kantor Balittri, di Sukabumi, Kamis (3/1).
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, saat mengunjungi Kantor Balittri, di Sukabumi, Kamis (3/1).

EKBIS.CO, SUKABUMI -- Pemerintah terus menggiatkan pengembangan tanaman perkebunan, termasuk tanaman industri dan penyegar. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) memiliki berbagai teknologi yang dipercaya dapat mengangkat produktivitas komoditas tanaman industri dan penyegar.

“Saya mengapresiasi semua peneliti yang begitu berdedikasi dan tekun menghasilkan inovasi. Saya percaya Balittri bisa menjadi mercusuar bagi Kementerian Pertanian,” kata Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, saat mengunjungi Kantor Balittri, di Sukabumi, Kamis (3/1).

Syukur mengatakan, inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh Balittri memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh investor. Ia mendorong, Balittri dapat bekerja sama dengan perkebunan rakyat maupun milik negara, sehingga produktivitas tanaman industri dan penyegar, seperti kopi, kakao, teh, dan karet bisa meningkat signifikan.

“Teknologi dan inovasi yang dihasilkan di sini, bisa dimanfaatkan oleh pihak luar. PTPN VIII sudah tertarik bekerja sama, kita akan berikan bibit kopi hingga pendampingan dan pelatihan ,” ujar Syukur.

Pekan depan direncanakan akan ditandatangani kesepakatan antara Kementan dan PTPN VIII. Memorandum of Understanding (MoU) tersebut meliputi pelepasan 500 ribu bibit kopi dari Balittra untuk PTPN VIII sekaligus penghijauan di DAS Citarum.

Syukur juga mendorong Balittri untuk terus bekerja sama dengan petani, terutama perkebunan rakyat yang ada di sekitar kebun percobaan Balittri. Saat ini, harga beberapa komoditas perkebunan bergerak secara fluktuatif. Karena itu, peneliti Balittri diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitasnya.

“Sebelum mengajarkan petani untuk menerapkan GAP (good agricultural practices), kita harus pastikan budidaya komoditas pertanian bisa mengenyangkan perut petani. Pastikan hasilkan inovasi sehingga produktivitas mereka meningkat dan panen bisa lebih cepat,” jelas Syukur.

Pria yang saat ini turut menjabat sebagai Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tersebut mendorong pengembangan B100, yaitu bahan bakar mesin (BBM) yang bermuatan 100 persen bahan nabati. “Balittri sudah bisa memproduksi B100. Kalau ini bisa dipasarkan dan dikembangkan secara masif, tentunya akan menjadi terobosan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Syukur.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement