EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Jumlah kasus DBD selama tahun 2018 di DIY ada 548 kasus. Adapun jumlah kasus terbanyak ada di Kabupaten Sleman sebanyak 144 kasus dan terendah di Kulon Progo sebanyak hanya 29 kasus.
Kasus DBD di tahun 2018 termasuk rendah. Karena dalam siklus lima tahunan sedang saatnya turun. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setjaningastutie pada Republika.co.id, Senin (14/1).
Dia mengatakan, kejadian Demam Berdarah Dengue(DBD) di DIY per kabupaten/kota tahun 2018 tidak ditemukan KLB (Kejadian Luar Biasa)DBD (Demam Berdarah Dengue). Akan tetapi DIY merupakan wilayah endemis DBD.
Tipe kejadian di daerah endemis cenderung naik turun dan tetap ada. Namun, Pembayun menambahkan, apabila kasus tidak meningkat lebih dari dua kali lipat dari periode waktu sebelumnya tidak masuk dalam kriteria KLB.
Di samping itu, peran masyarakat yang aktif untuk melakukan pencegahan seperti jumantik (juru pemantau jentik) yang seminggu sekali keliling memantau jentik di lingkungan rumahnya, juga menyebabkan turunnya kasus DBD. Hal ini juga diakui
Sementara itu secara terpisah.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Ameanlia mengatakan kasus DBD di kota Yogyakarta selama tahun 2018 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2018 kasus DBD di Kota Yogyakarta hanya 111 kasus, sedangkan di tahun 2017 mencapai 400 –an kasus, jelas dia pada Republika.co.id.
Yudiria mengatakan meskipun kasus DBD di Kota Yogyakarta menunjukkan penurunan, pihaknya selalu menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi terhadap DBD. Menurutnya, peran serta masyarakat dalam pemantauan jentik-jentik yakni satu rumah satu jumantik di seluruh kecamatan se kota Yogyakarta turut menurunkan kasus DBD.
Bahkan di tiga kecamatan (Danurejan, Mantrijeron dan Tegalrejo) jumantik ini melibatkan laskar berlian yakni anak SD yang tinggal d wilayahnya diminta untuk ikut serta dalam memantau jentik-jentik.