EKBIS.CO, JAKARTA -- Layanan financial technology (fintech) pembayaran Ovo menyatakan volume transaksinya telah mencapai Rp 1 miliar pada 2018. Bahkan, dalam satu hari bisa menembus satu juta transaksi.
Director Ovo Johnny Widodo menjelaskan, meski baru berdiri 15 bulan namun berkat kolaborasi hasil tersebut bisa dicapai. "Kita merupakan pemain payment (pembayaran) jadi kita tidak bagus di segalanya (bidang). Maka perlu kerjasama baik dengan e-commerce maupun lainnya," ujarnya di Menara Satrio, Jakarta, Selasa, (29/1).
Menurutnya kolaborasi sangat penting terutama saat ini di tengah banyaknya fintech pembayaran bermunculan. "Hari ini ada banyak fintech payment sebut saja misal ada 30 pemain payment, lalu masa iya akan pasang semuanya di satu warung. Maka harus ada kolaborasi antarpemain payment juga," ujar Johnny.
Beberapa contoh kolaborasi yang bisa dilakukan sesama fintech payment, kata dia, di antaranya lewat multibank Electronic Data Capture (EDC). Dengan begitu hanya perlu satu EDC untuk menerima berbagai aplikasi pembayaran.
"Begitu pula dengan QR Code bisa satu saja. Lalu bisa sama-sama nebeng atau sharing cost. Toh, tujuan kita sama-sama ingin menyejahterakan masyarakat," kata dia.
Ia menuturkan, kehadiran Ovo bertujuan membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sehingga berkontribusi pula dalam upaya inklusi keuangan di Indonesia. Hal itu karena, masih sulit bagi pelaku UMKM untuk memiliki akun bank.
"Kita coba bantu mereka agar lebih sejahtera. Dari sisi pelaku UMKM baru sekitar 30 persen yang memiliki akun bank, karena untuk membuka akun di salah satu bank saja, UMKM harus menaruh uangnya sekitar Rp 35 juta. Jadi di sini kita tawarkan buka bank account lebih mudah," kata Johnny.
Lebih lanjut, ia menuturkan bila para pedagang atau pelaku UMKM menerapkan pembayaran lewat digital, risiko menerima uang palsu pun lebih rendah. "Kalau pakai uang digital nggak terima uang palsu karena nggak perlu handling cash," tegasnya.
Sebagai informasi, Johnny menyebutkan per 2018 sebanyak 115 juta orang telah menggunakan layanan Ovo. Aplikasi ini juga memiliki 230 ribu merchant serta sudah bisa digunakan di lebih dari 200 kota di Indonesia.