Rabu 30 Jan 2019 18:50 WIB

BI Terus Pantau Kondisi Likuiditas Perbankan

BI mengendorkan kebijakan GWM untuk menjaga kecukupan likuiditas perbankan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo seperti biasa menyampaikan perkembangan ekonomi mingguan setiap usai shalat Jumat di Masjid Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (25/1).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo seperti biasa menyampaikan perkembangan ekonomi mingguan setiap usai shalat Jumat di Masjid Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (25/1).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan terus memantau kondisi likuiditas perbankan. Bank sentral berupaya memastikan likuiditas bank cukup. 

"Kami terus monitor likuiditas setiap bank. Baik per BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha)," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, (30/1).

Demi menjaga kecukupan likuiditas perbankan, Perry menjelaskan, pada November tahun lalu BI mengendorkan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM). "Kami jaga. Kami pun lebih banyak lakukan term repo," tuturnya. 

Ia pun meminta agar Bank Pembangunan Daerah (BPD) me-repo-kan empat persen dari Dana Pihak Ketiganya (DPK). Hal tersebut diharapkan bisa menambah likuiditas BPD. 

Lebih lanjut, kata Perry, suku bunga acuan BI kini sudah hampir mencapai puncaknya. Seperti diketahui tahun lalu BI sudah menaikkan suku bunga acuan hingga enam persen. 

Langkah tersebut, jelasnya, sudah melihat perkembangan suku bunga acuan Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR). "Kami sudah lakukan preemptive forward looking, karena kita sudah belajar ketidakpastian," tutur Perry. 

Dirinya menambahkan, dalam kondisi sekarang BI memastikan stabilitas terjaga. Kuncinya yakni melakukan berbagai sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. 

"Jadi ekonomi kita tahun ini lebih baik. Sinergi-sinergi pun terus kita lakukan," tegasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement