Senin 04 Feb 2019 13:46 WIB

Alat Musik Indonesia Dilirik Pasar Amerika

Transaksi yang tercetak di pameran alat musik NAMM Show mencapai Rp 19 miliar.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Gita Amanda
Paviliun Indonesia di acara National Assocation of Music Merchants  (NAMM) Show 2019 di Amerika Serikat pada 24-27 Januari 2019.
Foto: Biro Humas Kementerian Perdagangan
Paviliun Indonesia di acara National Assocation of Music Merchants (NAMM) Show 2019 di Amerika Serikat pada 24-27 Januari 2019.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Produk perlengkapan dan alat musik Indonesia banyak diminati masyarakat internasional. Minat ini terlihat dari nilai transaksi yang didapatkan dalam pameran alat musik terbesar di dunia, National Assocation of Music Merchants (NAMM) Show 2019 di Amerika Serikat pada 24-27 Januari. Setidaknya, transaksi potensial yang tercetak mencapai 1,3 juta dolar AS atau Rp 19 miliar.

Kepala Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) Antonius A Budiman mengatakan, nilai tersebut masih akan terus bertambah mengingat beberapa buyer sedang dalam tahap negosiasi. “Keberhasilan ini menunjukan produk-produk alat musik Indonesia semakin mendapatkan tempat di pasar AS,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/2).

Dalam pameran tersebut, Paviliun Indonesia menghadirkan empat produsen alat musik, yaitu Stephallen Guitars, Sugar Amplification Lab (Sugar Amps), Sjuman Instruments, dan Dr. Case. Tiap produsen memamerkan produk beragam. Sementara Stephallen Guitars menampilkan Neoclassic Series atau gitar listrik dengan dimensi yang ramah untuk pasar dosmetik dan internasional, Sugar Amps menghadirkan gitar dari kayu Sonokeling dengan ornamen klasik Jawa.

Antonius mengatakan, ITPC LA akan terus mendukung produsen Indonesia memasuki pasar Amerika. Tidak hanya sebagai merek Amerika, juga mengangkat mereknya sendiri di pasar Amerika.

Antonius juga menjelaskan, alat musik dan pengeras suara merupakan salah satu produk penerima Generalized System of Preference (GSP). Pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk memanfaatkan skema GSP ini dengan maksimal.

“Untuk itu, diharapkan para pelaku usaha dapat meningkatkan kualitas dan varian produk, mengembangkan inovasi, serta mendorong pola pikir untuk menjajal pasar ekspor, salah satunya dengan berpartisipasi dalam pameran The NAMM Show," katanya.

Menurut Antonius, Indonesia sebagai negara asal alat musik telah mempunyai reputasi yang baik dalam memproduksi alat musik merek dunia dengan skema Original Equipment Manufacturer (OEM). Adapun merek dunia yang menggunakan produk Indonesia, antara lain Yamaha, Ibanez, Fender, Cort, dan Wild Custom.

The NAMM Show 2019 dihadiri lebih dari 115 ribu pengunjung yang terdiri atas musisi dan buyer musik. Ajang ini merupakan tempat berkumpulnya industri produk alat musik, suara, dan teknologi global yang berasal dari 139 negara dengan potensi daya beli lebih dari 10 miliar dolar AS.

Sementara itu, untuk partisipasi The NAMM Show berikutnya, Indonesia akan memperluas promosi alat dan teknologi musik Indonesia dengan membawa produsen gitar, drum, efek gitar, pemetik gitar, dan aksesori musik lainnya. "Kami berencana hadir dengan stan yang lebih besar untuk memaksimalkan promosi Indonesia pada pameran di tahun 2020,” ujar Antonius.

Menurut catatan Kementerian Perdagangan, Indonesia adalah pemasok alat musik gitar terbesar kedua ke AS setelah Cina. Pada periode Januari sampai Oktober 2018, ekspor alat musik Indonesia ke AS sebesar 137,2 juta dolar AS atau meningkat 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk pengeras suara (amplifier), Indonesia adalah pemasok peringkat ke-8 dengan nilai ekspor sejumlah 61,6 juta dolar AS atau meningkat 1,23 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk produk tas perlengkapan alat musik pada periode Januari hingga Oktober 2018, nilai ekspor Indonesia ke AS sebesar 231,8 juta dolar AS atau meningkat 50,85 persen. Nilai ini meningkat dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 153,7 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement