EKBIS.CO, PADANG - Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga, Suhanto mengatakan saat ini perkembangan transaksi jual beli melalui jaringan elektronik kian besar di Asia Tenggara. Indonesia kata dia harus memanfaatkan momentum ini agar dapat bersaing dalam percaturan perekonomian internasional.
Suhanto mengatakan berdasarkan laporan Tech Crunh, Asia Tenggara siap untuk menjadi pasar e-commerce terbesar ke tiga dunia dengan pertumbuhan dua digit per tahun. Sementara itu, e-marketer memprediksi penjualan melalui e-commerce di Asia Pasifik diperkirakan akan menembus 2,72 triliun dolar AS pada tahun 2020, naik dari pencapaian 2018 sebesar 1 triliun dolar AS.
"Perdagangan online pesat. Kita jangan hanya sebagai pasar. Indonesia harus berani tampil sebagai produsen sekaligus memasarkan produk. Indonesia jangan hanya jadi penonton," kata Suhanto di Auditorium Universitas Negeri Padang, Rabu (27/2).
Kemendag mendorong penggerak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah supaya melek teknologi untuk transaksi jual beli. Indonesia yang punya keragaman suku dan budaya juga punya aneka ragam produk lokal yang punya daya tarik tinggi dari pasar luar. Kemendag kata Suhanto tak ingin peluang ini dimanfaatkan oleh pedagang dari luar negeri. Hal itu hanya dapat dicegah dengan peningkatan kualitas dari penggerak UMKM.
Selama ini kata Suhanto para penggerak UMKM Indonesia kurang peduli dengan perkembangan teknologi. Jadinya tranksaksi penjualan produk lokal masih banyak dilakukan dengan pola konvensional.