Ahad 10 Mar 2019 17:09 WIB

YLKI Tolak Rencana Elpiji Nonsubsidi

Pemerintah harusnya memberi sanksi pada pembeli Elpiji nonsubsidi yang mampu.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon) untuk dipindahkan ke truk pengangkut gas di agen penjualan gas, Mampang, Jakarta, Senin (31/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon) untuk dipindahkan ke truk pengangkut gas di agen penjualan gas, Mampang, Jakarta, Senin (31/10).

EKBIS.CO, JAKARTA – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menolak rencana pemerintah untuk menarik Liquified Petroleum Gas (LPG) atau Elpiji subsidi dari masyarakat. Menurutnya, keputusan tersebut akan merugikan kalangan menengah ke bawah.

Pemerintah menarik kebijakan Elpiji subsidi dengan dalih masyarakat menengah ke atas kerap membeli Elpiji subsidi karena tidak tersedianya Elpiji nonsubsidi. Hadirnya Elpiji 3 kilogram nonsubsidi tersebut diprediksi akan menggeser jumlah pengguna subsidi sekitar 10-20 persen.

Baca Juga

Terkait rencana tersebut, pemerintah melalui Pertamina sedang melakukan uji coba Elpiji nonsubsidi di apartemen-apartemen. Menurut Tulus, kalangan menengah ke atas atau orang dengan mayoritasnya tinggal di apartemen tidak etis menggunakan Elpiji subsisi karena tidak etis secara logika.

“Harusnya mereka malu mengambil jatah orang miskin,” kata Tulus.

Dia menilai, seharusnya pemerintah justru memberikan sanksi kepada kalangan menengah ke atas yang masih membeli Elpiji subsidi. Bukan justru menarik Elpiji subsidi dan menerapkan kebijakan Elpiji nonsubsidi kepada seluruh lapisan.

Humas PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menjelaskan, masyarakat yang tinggal di apartemen merupakan masyarakat dalam kategori mampu secara finansial, sehingga tidak termasuk dalam golongan pengguna elpiji subsidi 3 kilogram. Untuk itu pihaknya menegaskan, Pertamina masih berupaya mendorong masyarakat yang tinggal di apartemen untuk menggunakan Elpiji nonsubsidi.

“Kita melihat, hal ini cukup direspons positif sehingga saat ini sudah banyak yang menggunakan Elpiji nonsubsidi,” kata Arya.

Menurutnya, penggunaan Elpiji nonsubsidi di kalangan masyarakat menengah ke atas oleh masyarakat yang tinggal di apartemen terus menunjukkan tren yang positif. Sehingga diharapkan, penggunaan Elpiji nonsubsidi terus dapat diterima di kalangan masyarakat.

Dia menjelaskan, dengan masih berlangsungnya proses uji coba di kalangan masyarakat yang tinggal di apartemen, Pertamina belum melakukan evaluasi terkait uji coba yang dilangsungkan. Sebab, kata dia, Pertamina ingin melihat respons masyarakat secara lebih komprehensif terlebih dahulu.

Elpiji nonsubsidi yang dijual PT Pertamina saat ini terdiri dari beberapa varian, yaitu tabung biru 12 kilogram, Bright Gas 12 kilogram, dan Bright Gas 5,5 kilogram. Pertamina juga melakukan uji pasar untuk Bright Gas 3 kilogram.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas’ud Khamid menjabarkan, total penjualan Elpiji 3 kilogram subsidi sekitar 500 ribu metrik ton per bulan. Sementara di sisi lain, proyeksi hingga akhir tahun penjualan Elpiji 3 kilogram diprediksi mencapai 6,6 juta metrik ton.

Untuk itu, uji coba elpiji 3 kilogram non subsidi dilangsungkan di Surabaya dan Jakarta dengan total lima ribu unit. Sebanyak 3.500 akan dipasarkan di Jakarta dan 1.500 dipasarkan di Surabaya. Selain itu, uji coba dilakukan di pasar-pasar yang ada di ibu kota provinsi.

Sementara itu pada April tahun ini, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) siap melakukan penyaluran subsidi Elpiji 3 kilogram dengan teknologi biometrik. Kendati demikian, penerima subsidi akan mendapat potongan yang besarannya akan ditetapkan pemerintah melalui uang elektronik.

Adapun besaran subsidi diperkirakan Rp 15 ribu per tabung terhadap harga asli Elpiji per tabung tanpa subsidi. Skema penyaluran subsidi lewat rekam biometrik itu meliputi pengenalan sidik jari dan wajah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement