EKBIS.CO, CIANJUR -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali melepas ekspor hortikultura. Kali ini, sebanyak 14 juta stek bunga krisan atau sejumlah 80 truk meluncur ke Jepang. Tak hanya itu, 60 ton teh hitam 60 ton turut diberangkatkan menuju Taiwan, Malaysia, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tazikistan.
Amran juga melepas bantuan ke petani Cianjur sebanyak 58 truk terdiri dari benih padi, jagung pakan, jagung manis, kedelai, bawang putih, kangkung, cabai rawit, bibit manggis, alpukat, kopi, bibit ayam (DOC) plus kandang, obat-obatan dan pakan, juga anak ayam serta kambing. Selain itu, bantuan berupa green house dan alat mesin pertanian, meliputi power tresher, cultivator, traktor, dan motor roda tiga.
“Kami diperintahkan Bapak Presiden Jokowi ke Cianjur. Lihat pertanian dan petani Cianjur karena 80 persen bergerak di sektor pertanian, sehingga dapat untuk mengetahui persis apa masih perlu dibantu. Bantuan langsung kami serahkan semuanya ke petani di lokasi acara ini,” kata Mentan Amran pada acara Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 di lapangan Binaraga Ciherang, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Cianjur,Jawa Barat, Rabu (20/3).
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Cianjur Herman Suherman, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi, Dirjen Perkebunan Kasdi Subagiyono, Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Hendy Jatnika, dan para penyuluh.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengaparesiasi dan mendukungan penuh kebijakan dan program pertanian yang digagas Kementan untuk memajukan pertanian Kabupaten Cianjur. Hingga saat ini, bantuan pertanian ke Kabupaten Cianjur jumlahnya sangat banyak sehingga tidak terhitung, sehingga Cianjur terus menjadi salah satu sentra produksi pertanian.
“Jadi, kami yakin kunjungan kerja Bapak Menteri ini bakal memajukan lagi sektor pertanian kami,” ujarnya.
Dirjen Hortikultura Suwandi menambahkan, capaian ekspor komoditas hortikultura selama 2018 sangat membanggakan. Melansir data BPS, total ekspornya sebesar 435.328 ton senilai Rp 6,27 triliun.
“Khusus ekspor bunga krisan 2018 sebesar 59,1 ton dan senilai Rp 11,7 miliar dan tanaman hias 2018 sebesar 4.675 ton,” ujarnya. Selain Jepang, tujuan ekspor krisan selama ini ke Kuwait, Malaysia, dan Singapura.
Menurut Suwandi, dipilihnya Ciherang sebagai lokasi pemberian bantuan dikarenakan daerah Cianjur sebagai sentra sayuran dan memiliki prospek sangat bagus di krisan. Dia juga meyakini, Cianjur mampu menjadi kontributor lumbung pangan 2045.
“Kami juga dorong pertanian di Jawa Barat, baik aspek hulu ke hilir, pascapanen maupun tata niaganya. Kita dorong untuk membentuk pasar lelang, kelompok tani ataupun gapoktan membentuk koperasi, tingkatkan efisiensi biayanya agar produknya lebih kompetitif,” tambahnya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur Supriatna Hasan menyatakan, ekspor krisan cukup bagus di wilayah ini. Frekuensi rata-rata per bulan empat kali pemberangkatan dengan volume 2-3 juta stik. Terdiri dari kurang lebih 20 varietas dan seluruhnya berasal krisan dari Cianjur.
“Kami mendukung sekali untuk komoditas unggulan florikultura ini. Krisan banyak tersebar di Kecamatan Sukaresmi dan Cugenang seluas 30 sampai 40 hektare. Secara kualitas, krisan kami unggul namun secara jumlah masih perlu terus ditingkatkan,” ujar Hasan.
Bantuan pertanian
Kelompok Tani Giri Mukti Desa Sukajembar, Kecamatan Sukanegara, Cianjur Jajang Nurjaman mengaku senang menerima bantuan cultivator. Sehari-hari dia mengelola lahan cabai 10 hektare dan kentang 4 hektare.
“Kami bahagia atas bantuan Kementan. Semoga petani mudah mengolah tanah. Kami berharap harga bisa seimbang setiap saat dan berharap penyuluh tidak kenal lelah membantu petani.”
Kelompok Tani Mekar Harapan Ani Nurlaela yang menerima bantuan green house dengan komoditas krisan juga terharu usai mendapatkan bantuan pemerintah. “Saya senang sekali dan alhamdulillah saya mendapat bantuan. Saya adalah petani bunga yang pemasaran disebarkan kepada ketua kelompok. Bersama dengan kelompok lain menjual bunga ke Rawa Belong atau kadangkala ada pengusaha yang ambil ke tempat,” ujar Ani.
Dia menuturkan, penghasilan untuk sekali panen mencapai Rp 9 juta dengan lahan 100 meter persegi miliknya. Dengan pemberian bantuan saat ini, Ani berjanji meningkatkan hasil.
Anggota Gabungan Kelompok Tani Muti Tani Jaya Giri, Desa Cipendawa Usep Wijaya yang mendapatkan bantuan paket kawasan benih bawang putih sebanyak 5 ton dari total pemberian 250 ton juga merasa sangat senang. Menurut dia, bawang putih memang prospektif dikembangkan di Cipendawa.
“Produktivitas lumbu kuning dan hijau di tempat saya mulai dari 8 sampai 11 ton per hektare. Bahkan, ada yang mencapai 12 ton per hektare,” kata Usep.