EKBIS.CO, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) terus menempuh bauran kebijakan guna memperkuat stabilitas eksternal dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Ada lima kebijakan yang dilakukan BI untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap baik di tengah perekonomian global yang belum kondusif. Pertama, BI tetap menempuh kebijakan moneter yang preemptive dan ahead the curve.
“Kedua, melanjutkan arah kebijakan makroprudensial yang akomodatif. Ketiga, mengakslerasi pendalaman pasar keuangan guna menjaga stabilitas di pasar uang dan mendukung pembiayaan ekonomi secara luas,” ujarnya saat acara ‘Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2018’ di Gedung BI, Rabu (27/3).
Keempat, lanjut Perry, melanjutkan peran kebijakan sistem pembayaran guna mendorong kegiatan ekonomi. Terakhir, mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah hingga di tingkat daerah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
“Perekonomian domestik dalam jangka menengah diprakirakan berada dalam lintasan yang meningkat. Kami juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk mempercepat reformasi struktural guna memastikan kesinambungan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Perry mengungkapkan sinergi merupakan kunci utama menghadapi berbagai tantangan guna meningkatkan kinerja perekonomian nasional di tahun 2019. Hal tersebut ditopang dengan sinergi kebijakan yang ditempuh BI, Pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna memperkuat sinergi kebijakan reformasi struktural.
“Perekonomian masih menghadapi tantangan struktural baik dari sisi global maupun domestik yang tetap harus diwaspadai,” ucapnya.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan perekonomian nasional pada tahun ini diprediski akan tumbuh lebih stabil, lantaran Amerika Serikat (AS) diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga.
“Untuk tahun ini, kami melihat situasi harusnya lebih mudah dan lebih baik bagi Indonesia sehinggga bisa tumbuh lebih tinggi. Selama 2013-2018 suku bunga AS naik 0,25 persen ke 2,5 persen, sehingga ke depan tampaknya suku bunga AS tidak sampai puncaknya atau tidak naik lagi,” ungkapnya.