EKBIS.CO, JAKARTA — Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 5,2 persen, dari sebelumnya 5,3 persen. Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) 2019, ADB juga memproyeksi perekonomian domestik akan tumbuh 5,3 persen di 2020.
Angka tersebut dinilai stabil dari proyeksi sebelumnya. Penurunan proyeksi perekonomian Indonesia di tahun ini sejalan dengan pelemahan ekonomi global dan perang dagang AS-China yang menyebabkan tekanan pada laju ekspor domestik.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perlambatan ekonomi global sangat memiliki pengaruh terhadap negara emerging market dan negara berkembang.
“Jadi kita bagaimana? Tentu saja pertama kalau dunia melambat pasti ada pengaruhnya, kita harus segera membenahi. Kuartal pertama tahun ini, impor kita melambat,” ujarnya di Gedung Kemenko, Jumat (5/4).
Menurutnya perlambatan ekonomi global menjadi hal yang perlu diperhatikan. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk besar, dengan kata lain memiliki dinamika ekonomi internal.
“Walaupun ada pengaruh dari luar tapi dalam punya kekuatan sendiri (permintaan domestik), tentu akan lebih baik jika kita bisa penetrasi keluar tentang ekspor,” ungkapnya.
Kendati demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini menuturukan Indonesia perlu memperbaiki kinerja perekonomian, khususnya nilai ekspor. Sebab, selama ini nilai impor Indonesia lebih besar ketimbang nilai ekspor.
“Tapi ada situasi minimum yang selalu bisa dapat karena penduduk banyak ekonomi bisa berjalan internal cukup besar. Tinggal yang untuk penetrasi keluarnya itu panjang ceritanya,” ucapnya.