EKBIS.CO, BANDUNG -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sedang bertransformasi menjadi bank digital yang mampu bersaing di era industri 4.0. Salah satunya, dengan menciptakan New Banking Experiences melalui diferensiasi channel layanan perbankan serta mengembangkan Digital Business baru lengkap dengan ekosistemnya untuk nasabah.
Hal tersebut disampikan oleh Pemimpin Divisi Solusi dan Keamanan Teknologi Informasi BNI, Muhammad Faisal Jazuli pada acara Bincang Bersama Media Jawa Barat dengan tema “Menuju Era Baru Perbankan Melalui Digitalisasi" di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis (2/5).
Menurut Muhammad Faisal Jazuli, BNI sudah melakukan eksplorasi maupun eksploitasi terhadap kapabilitas teknologi yang sedang berkembang saat ini. Eksplorasi yang dilakukan yaitu berkolaborasi dengan akselerator startup untuk terus mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru dari trend teknologi, adopsi kapabilitas-kapabilitas teknologi terkini seperti Big Data, Artificial Intelligent, Internet of Things, API Management, Cloud, dan Blockchain.
Sementara itu, kata dia, untuk eksploitasi kapabilitas teknologi eksisting, dengan mendigitalisasi channel-channel BNI seperti BNI Mobile Banking, SMS Banking, Internet Banking, Agen 46, social media platform, terus dikembangkan menuju omni channel, dimana di antara channel-channel tersebut dapat menggunakan single sign on dan semua fitur-fiturnya saling terintegrasi. Melalui omni channel tentunya diharapkan Nasabah Bank BNI memiliki experiences dan kenyamanan yang sama.
Selain mendigitalisasi produk dan layanan yang sudah ada saat ini, kata dia, BNI juga sedang membangun bisnis digital baru. Yakni, dengan menyediakan layanan-layanan digital seperti API Management Services, Virtual Account, di dalam market/ekosistem baru yang akan menghasilkan new revenue stream, ekosistem tersebut berupa Business to Customer (B2C), Business to Business (B2B), dan Business to Business to Customer (B2B2C).
Ditempat yang sama, Kepala Grup Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Satuan Layanan Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat, Sukarelwati Permana menilai, pemahaman masyarakat dalam penggunaan uang elektronik di era industri 4.0 ini masih belum sugnifikan antara daerah satu dengan daerah lainnya. “Di Jawa Barat saja 80 persen masih orientasi uang tunai, selebihnya non tunai,” katanya.
Oleh karenanya, dia mendorong, tidak hanya perbankan dan perusahaan finansial, tapi juga pelaku industri mampu meningkatkan literasi masyarakat terkait uang digital. “Tidak hanya kami dan perbankan, industrinya pun harus siap,” katanya.