Jumat 17 May 2019 14:12 WIB

Meski Produksi Minim, Kemendag Optimistis Ekspor Pertanian

Ekspor yang dapat digenjot ke Argentina ialah nanas dan buah tropis lainnya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Buah Nanas (ilustrasi)
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Buah Nanas (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda mengatakan, masih ada peluang bagi produk-produk pertanian yang dapat digenjot untuk diekspor ke Argentina. Meski dia mengakui, kondisi produksi pertanian di dalam negeri belum mencukupi untuk kebutuhan domestik.

Arlinda menjabarkan, secara umum impor Indonesia dari Argentina memang didominasi oleh produk-produk pertanian seperti gandum, jagung, minyak kedelai, kapas, dan tembakau di periode awal 2019. Hal tersebut, kata dia, menunjukkan adanya peningkatan impor yang cukup signifikan walaupun secara volume tidak terlalu besar.

Berdasarkan catatan Kemendag, neraca perdagangan Indonesia-Argentina tahun lalu mengalami defisit sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk Indonesia. Menurut dia, defisit neraca perdagangan menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan ekspor pertanian. Meski mengalami defisit yang lebar, dia menyebut produk pertanian seperti buah tropis akan mulai digenjot.

“Khususnya buah nanas, karena produksi nanas kita sangat besar dan permintaan dari Argentina terus ada,” kata Arlinda saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (17/5).

Selain nanas, kata dia, pengembangan ekspor produk pertanian juga akan menggenjot buah tropis lainnya seperti salak dan manggis. Dia juga mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya menawarkan produk perkebunan seperti rempah-rempah dan kopi ke Argentina dan sejumlah negara Asosiasi Kerja Sama Perdagangan Amerika Selatan (MERCOSUR).

Dari catatan Kemendag, nilai ekspor Indonesia ke Argentina pada 2018 tercatat 238,3 juta dolar AS atau menurun berdasarkan skala tahunan sebesar 10,6 persen. Sedangkan impor Indonesia dari Argentina berjumlah 1,4 miliar dolar AS dalam skala tahunan, atau meningkat 24,5 persen.

“Adanya defisit itu, kami akan tingkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong tercapainya perdagangan yang seimbang,” kata dia.

Adapun pada periode Januari-Februari 2019, ekspor Indonesia ke Argentina tercatat sebesar 30,25 juta dolar AS atau mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar 28,9 persen. Namun di sisi lain, sejumlah produk ekspor Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan ekspor selama beberapa tahun terakhir, termasuk salah satunya produk alas kaki dan komponen kendaraan motor.

Adapun menanggapi kesiapan ekspor ke Argentina dan sejumlah wilayah di Amerika Selatan, Arlinda mengatakan masih menyiapkan pengembangan dari sisi suplai produksi. Pengembangan produk, kata dia, menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk ekspor Indonesia. Untuk itu, pihaknya menyiapkan sejumlah fasilitas guna menggenjot produksi yang berdaya saing.

“Kami fasilitasi desain produk ekspornya, ini agar sesuai dengan selera pasar. Ke pelaku usaha, kami lakukan pembekalan pengetahuan terkait ekspor. Kita juga sediakan terkait pasar ekspornya bagaimana,” kata dia.

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro mengatakan, beberapa komoditas pertanian memang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan domestik. Kendati demikian, dia memastikan secara perlahan produksi pertanian dalam negeri mengalami perkembangan.

“Kita lihat, jagung kita misalnya, kita sudah setop impor. Artinya, produksi kita sudah mulai meningkat,” kata Syukur.

Kendati begitu dia mengakui, untuk beberapa komoditas pertanian seperti daging dan kedelai, Indonesia membuka ruang impor kepada Argentina. Dengan adanya defisit neraca perdagangan antara kedua negara, pihaknya memastikan pemerintah akan terus mengkalkulasi kerugian dan keuntungan dari kerja sama yang dilangsungkan agar tidak memberatkan kinerja perekonomian secara nasional. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement