Rabu 22 May 2019 18:53 WIB

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah pada Penutupan Perdagangan

Rupiah melemah ke posisi Rp 14.525 per dolar AS

Red: Nidia Zuraya
Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar. ilustrasi
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar. ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (22/5) sore ditutup melemah pasca aksi demonstrasi menolak hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sempat ricuh.

IHSG ditutup melemah 11,74 poin atau 0,2 persen ke posisi 5.939,64. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,4 poin atau 0,37 persen menjadi 921,74.

Baca Juga

Dibuka melemah, sempat menguat sebentar, IHSG lalu kembali terkoreksi dan terus berada di zona hijau hingga penutupan bursa saham. Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli asing bersih atau net foreign buy sebesar Rp 702,93 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 328.181 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,4 miliar lembar saham senilai Rp 6,94 triliun. Sebanyak 193 saham naik, 193 saham menurun, dan 149 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (22/5) sore melemah pasca aksi demonstrasi memprotes pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sempat ricuh. Rupiah melemah 45 poin atau 0,31 persen menjadi Rp 14.525 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.480 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah pada hari ini memang dominan dipicu oleh sentimen domestik yaitu aksi demo menolak hasil rekapitulasi nasional KPU. "Secara eksternal itu pelemahan rupiah tidak ada pengaruhnya, pengaruhnya lebih besar di dalam negeri. Pada saat KPU mengumumkan pemenangnya adalah Jokowi, yang terjadi paslon 02 menolak dan terjadi kerusuhan. Kerusuhan ini menyebabkan pelaku pasar meninggalkan dan melakukan ''profit taking'' di pasar Indonesia," ujar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, apabila kondisi keamanan masih belum kondusif dan demonstrasi yang ricuh tidak bisa terselesaikan, maka rupiah berpotensi menembus level Rp 15.000 per dolar AS. "Saya yakin seandainya huru hara ini tidak bisa diselesaikan, kemungkinan besar rupiah akan ke 15.000. 15.000 adalah angka yang sangat wajar dalam hitungan bulan Mei ini," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka di level Rp14.488 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.488 per dolar AS hingga Rp 14.528 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.488 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.462 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement