EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Perum Bulog memutuskan untuk memperpanjang operasi pasar besar hingga akhir tahun ini dari keputusan sebelumnya yang bakal diakhiri pada 31 Mei 2019. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perpanjangan operasi pasar sebagai antisipasi untuk menjaga kualitas beras bulog di gudang.
"Saat ini stok beras Bulog di gudang masih sekitar 2,2 juta ton, tapi sebagian besar sisa dari impor tahun lalu. Ini lama-lama bisa rusak berasnya," kata Darmin usai mengikuti Rapat Kerja di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6).
Darmin mengatakan, melihat banyaknya stok beras Bulog yang tersimpan, pemerintah meminta agar perseroan memperbanyak operasi pasar. Termasuk, penyaluran Beras Sejahtera secara non tunai. Menurut dia, dalam waktu enam bulan ke depan setidaknya beras harus sudah disalurkan.
"Setahun lagi (bisa) rusak berasnya," kata Darmin.
Oleh sebab itu, dilanjutkannya operasi pasar hingga akhir tahun bukan sebagai respons atas melonjaknya harga beras. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga beras kualitas medium I stabil di harga Rp 11.800 per kilogram (kg), sementara untuk beras kualitas medium II sekitar Rp 11.600 per kg.
Direktur Operasional Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan, hingga saat ini potensi kenaikan harga beras masih tetap terjaga. Sementara penyaluran beras melalui operasi pasar dilanjutkan, pihaknya terus melakukan optimalisasi pengadaan beras melalui penyerapan langsung dari petani.
Hingga 25 Juni 2019, Bulog telah melakukan pengadaan beras sebanyak 712.526 ton dari total target pengadaan tahun ini sebanyak 1,8 juta ton. Namun, untuk realisasi operasi pasar beras, tercatat baru sekitar 225.770 ton.
Sebagaimana diketahui, Bulog menyatakan, akan memperpanjang operasi pasar sebagai upaya stabilisasi harga pangan. Berdasarkan kegiatan tahunan, operasi pasar akan dihentikan pada 31 Mei 2019. Namun, khusus tahun ini diteruskan hingga Desember mendatang.