Rabu 26 Jun 2019 09:47 WIB

Sembilan Perusahaan BUMN Perluas Ekspansi Bisnis ke Laos

Ekspansi bisnis ini meliputi infrastruktur kereta api, pertambangan dan pertanian

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Kementerian Negara BUMN
Kementerian Negara BUMN

EKBIS.CO, LAOS -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja ke Laos. Dalam kesempatan tersebut Rini bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith di Vientiane, Laos terkait penjajakan peluang kerja sama bisnis sejumlah BUMN di Republik Laos.

Adapun kerja sama tersebut meliputi berbagai bidang mulai dari infrastruktur kereta api, pertambangan hingga pertanian. Penjajakan bisnis ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Perdana Menteri Laos dengan Presiden RI Joko Widodo di Indonesia pada 2017 lalu. Salah satu topik utama pertemuan tersebut yakni membahas mengenai potensi kerjasama kedua negara di bidang bisnis, perdagangan dan investasi.

Baca Juga

Selain bertemu dengan PM Laos, Menteri Rini juga bertemu dengan Menteri Pertanian Republik Laos Lien Thikeo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Republik Laos, Bouachan Sinthavong.

Usai pertemuan tersebut, Rini melanjutkan kegiatan kerjanya di Laos dengan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara sejumlah BUMN Indonesia dengan Phonsavanh Group yang telah mendapat dukungan dari Pemerintah Laos, yaitu Petrotrade dan Phaiboun Trading Import and Export.

Pada bidang infrastruktur dan  transportasi, Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) yang terdiri dari PT Industri Kereta Api (Persero), PT LEN Industri (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sepakat menjajaki kerjasama dengan Petrotrade dalam bidang pengembangan jalur kereta api dari Thakek di Laos ke Pelabuhan Vung Ang di Vietnam.

Untuk bidang pertambangan, PT Timah Tbk bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan kerja sama dengan Petrotrade dalam bidang pertambangan. PT Timah Tbk dengan Petrotrade bersepakat untuk melakukan eksplorasi area pertambangan prospektif hingga proses pengolahan. Eksplorasi dari pertambangan yang akan dilakukan tersebut salah satunya bertujuan untuk menemukan sumber baru bahan baku pupuk NPK yaitu KCL (Kalium Klorida).

Untuk hal itu, PT Pupuk Indonesia siap andil sebagai offtaker yang akan menyerap bahan baku pupuk tersebut.

Kemudian PT Bukit Asam Tbk juga sepakat melakukan kerja sama jual beli batubara dengan Petrotrade. Selanjutnya di bidang pertanian, PT Perkebunan Nusantara bersama PT Pupuk Indonesia dan Perum Bulog juga menjalin kerjasama dengan Phaiboun Trading Import and Export.

Dalam sambutannya, Menteri Rini memandang Laos sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar dan memiliki banyak peluang bisnis yang bisa dikolaborasikan dengan BUMN Indonesia.

"Tim kami telah melakukan survey dan pertemuan dengan Pemerintah pusat dan daerah di Laos, serta perusahaan mitra di Laos. Kami melihat beberapa peluang bisnis yang dapat dikembangkan bersama di bidang pertambangan, pertanian, dan insfrastruktur,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Rabu (26/6).

Kepada para pejabat Pemerintah Laos, Rini pun menerangkan bahwa saat ini BUMN di Indonesia memiliki peran penting dalam membangun negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. BUMN tidak hanya bertanggungjawab mencari keuntungan tapi juga menjadi agen perubahan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

“Kementerian BUMN mempunyai tugas untuk membina dan mengawal peranan BUMN di Indonesia. Kami mempunyai sejumlah fungsi, diantaranya memformulasikan kebijakan bagi BUMN, mengkoordinasikan dan mensinkronkan serta mengawasi implementasi kebijakan-kebijakan tersebut,” ucapnya.

Dari tahun ke tahun, lanjut Rini, kinerja BUMN Indonesia terus mengalami peningkatan. Tercatat pada 31 Desember 2018, total aset BUMN mencapai 573,93 miliar dolar AS. Meningkat pesat dibandingkan aset pada tahun 2015 yang baru mencapai 402,8 miliar dolar AS. Laba keseluruhan BUMN juga terus mengalami peningkatan.

Pada 2015, laba BUMN sebesar 10,49 miliar dolar AS namun tahun lalu, meningkat signifikan menjadi 15 miliar dolar AS. Ditopang juga dengan belanja modal (Capital Expenditure/CAPEX) sebesar 31,8 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement