EKBIS.CO, MALANG -- Sebanyak 120 stan telah disediakan dalam agenda tahunan Malang City Expo 2019 di halaman Stadion Gajayana, Kota Malang, Kamis (18/7) hingga Sabtu (20/7). Di agenda ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan omzet hingga Rp 3 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, Tri Widyani, mengatakan target omzet memang sengaja dinaikkan mengingat kesuksesan yang pernah diraih tahun sebelumnya. "Tahun lalu berhasil meraih omzet Rp 2,5 miliar," ujar Tri saat pembukaan Malang City Expo 2019, di halaman Stadion Gajayana, Kota Malang, Kamis (18/7).
Adapun peserta yang mengikuti pameran produk, Tri menerangkan, 12 di antaranya berasal dari kementerian. Lalu adapula dari tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Papua dan Banten. Selain itu, hadir 20 kabupaten/kota, BUMN, BUMD dan pelaku usaha dari luar Pulau Jawa.
Tidak hanya pameran produk, Malang City Expo juga menyediakan kegiatan festival masak. Kemudian bussiness matching, festival kopi Malang Raya, pagelaran seni dan budaya, serta lain-lain.
Harapan peningkatan omzet juga diungkapkan Walikota Malang, Sutiaji. Dia berharap, target tersebut dapat membantu memperkuat perputaran perekonomian. Apalagi saat ini Indonesia sudah harus memikirkan usahanya lebih memanfaatkan teknologi informasi di masa depan.
Seperti diketahui, kata Sutiaji, sektor e-commerce sudah mulai bangkit di Indonesia. Menurutnya, para pengusaha dan pemerintah harus segera merancang pembangunan untuk 20 hingga 50 tahun mendatang. Apalagi, ia melanjutkan, Indonesia ditargetkan menjadi lima negara kuat dalam perekonomian di 2045.
"Jika tidak disiapkan sedini mungkin, bagaimana kita bisa meretas ekonomi dan UMKM bisa berdaya," jelasnya.
Sutiaji juga menargetkan agar kegiatan ekspor Indonesia bisa meningkat. Sebab, komoditi Indonesia sesungguhnya tidak kalah dengan luar negeri. Indonesia hanya perlu keterampilan, kemauan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan.
"Dan Malang sudah menyongsong industri 4.0," jelasnya.
Sutiaji tak menampik, Malang harus banyak belajar dari kota lainnya seperti Surabaya. Untuk itu, dia sangat berharap, bandara di Malang dapat berubah standar menjadi internasional. Dengan demikian, para buyer tidak harus transit jauh di Surabaya.
"Para buyer dari China, Malaysia, Singapura dan lainnya kelak bisa langsung ke Kota Malang. Pertumbuhan ekonomi kita akan kuat dibarengi teknologi yang memperkuat UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) kita. Kekurangan harus bisa kita benahi," tambahnya.
Di sisi lain, dia juga menegaskan, Kota Malang sesungguhnya pasar yang cukup luar biasa. Pasalnya, terdapat lebih dari 123 negara belajar di kampus-kampus setempat. "Ini bisa untuk penjajakan potensi Indonesia, untuk bisa mengisi kekosongan," tutup dia.
Di kesempatan serupa, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit memberikan masukan agar Malang City Expo menjadi agenda tahunan. Selain dapat menjadi event pariwisata, juga menjadi acara tahunan bagi para buyers. "Kami harap waktunya tetap, supaya buyer bisa membuat perencanaan sejak satu tahun sebelumnya untuk melakukan bisnis dan pemesanan dengan KUKM yang ada di Kota Malang," tegasnya.
Selama ini, kata Victoria, pihaknya acap melihat pameran produk serupa di kota-kota lainnya. Namun sayangnya, pelaksanaan kegiatan selalu berbeda sehingga menyebabkan komunikasi dan promosi pameran tidak maksimal. Untuk itu, dia mendorong, pelaksanaan Malang City Expo memiliki jadwal tetap di tahun mendatang.
"Semoga pameran ini menjadi salah satu pintu gerbang menguatnya produk KUKM (Koperasi Usaha Kecil Menengah-red), baik di pasar lokal maupun pasar global," harap Victoria.