Perusahaan-perusahaan e-commerce dan asuransi terkemuka Indonesia bersama dengan Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan World Logistics Council (WLC) untuk mendigitalisasi para pelaku Usaha Kecil & Menengah (UKM) dan mitra dagang mereka secara global melalui Platform Ekonomi Digital yang inovatif.
MOU tersebut dilaksanakan oleh Kresna Group melalui unit asuransinya PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI), PT Bukalapak, Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, dan World Logistics Council.
Para penandatangan Nota Kesepahaman menyatakan keinginan mereka untuk mendukung tujuan transformasi ekonomi digital Indonesia dengan memanfaatkan teknologi canggih guna menciptakan perdagangan baru senilai US$156 miliar dan menghasilkan 11 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.
Platform ini akan diluncurkan melalui program Asia Benchmark Trade Lane (BTL), sebuah program pengembangan ekonomi nyata yang akan mencapai tingkat efisiensi dan kemakmuran ekonomi, terutama bagi segmen UKM.
Berbagai inovasi unik teknologi platform ini akan diluncurkan oleh konsorsium terbesar, termasuk 70 perusahaan teknologi, commerce, finansial dan asuransi terkemuka dunia dengan pendapatan hampir mendekati US$1,2 triliun dan 5 juta tenaga kerja.
Chairman World Logistics Council, Captain Salloum, mengatakan Platform Ekonomi Digital ini memberikan ribuan aplikasi bisnis gratis yang mendigitalisasi value chain global dari pasar B2B sebesar US$150 triliun melalui penggunaan Artificial Intelligence, Analisis Big Data, dan teknologi Block Chain.
“Platform ini menyediakan integrasi point-to-world yang mulus melalui plug-in atau portal-in access untuk perusahaan besar, menengah dan kecil untuk mengakses fitur-fitur inovatif yang mengurangi risiko perdagangan, biaya, dan menciptakan akses yang lebih besar ke layanan finansial dan asuransi. Hal-hal tersebut akan memberdayakan dimensi e-Logistics, e-Commerce, e-Finance, dan e-Insurance ke tingkat efisiensi abad ke-21 yang sepenuhnya baru,” kata Captain, di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Baca Juga: UMKM Didorong Melek Digital dan Kuasai Market Place
Platform Ekonomi Digital ini akan mengatasi berbagai tantangan dengan inefisiensi value chains saat ini, dokumentasi berbasis kertas, security issues, dan fragmentasi vertikal dari sistem dan process silos dengan menghubungkan secara digital semua cluster industri B2B di dalam negeri dan internasional dalam value chains global.
“Kolaborasi dengan World Logistics Council ini akan mendukung program kami lebih jauh di Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan untuk mendigitalisasi supply chain perikanan Indonesia,” ujar Yugi Prayanto, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan.
Sementara itu, Founder dari Kresna Group, Michael Steven, mengungkapkan bila pihakna sangat gembira dapat mengambil bagian dalam memberdayakan UKM Indonesia dan mitra dagang mereka melalui inisiatif ekonomi digital ini, yang selaras dengan salah satu upaya kami dalam meningkatkan efisiensi supply chain, khususnya di bidang kelautan dan agrikultur.
“Melalui bisnis asuransi dan digital yang kami miliki, kami akan terlibat penuh dalam membantu nelayan dan petani menjual produk mereka misalnya, serta membuka lebih banyak peluang melalui digitalisasi,” ucapnya.
Baca Juga: Bekraf Dorong Kontribusi Industri Kreatif Digital di Kalimantan Barat
Sedangkan dari sudut pandang asuransi, platform lanjut Michael, Ekonomi Digital ini akan memberdayakan industri asuransi dengan menyediakan rangkaian layanan e-Insurance yang komprehensif, termasuk smart contract, terintegrasi penuh dengan ekosistem e-Commerce, e-Finance, dan jasa e-Logistik.
“Ekosistem ini memberikan transparansi dan visibilitas bisnis real-time yang lebih besar yang mengurangi risiko penjaminan emisi, transaksi, dan pemulihan aset,” terangnya.
Baca Juga: 4 Ide Bisnis Digital Ini Perlu Dicoba
Menjadi salah satu bagian dari penandatanganan MoU ini, Fajrin Rasyid Co Founder dan President Bukalapak menyampaikan apresiasinya atas keikutsertaan Bukalapak di World Logistic Counsel (WLC).
“Bergabungnya Bukalapak di WLC merupakan suatu kehormatan sekaligus momentum penting bagi kami. Semoga hal ini dapat membuka jalan bagi Bukalapak untuk terus berkontribusi memajukan ekonomi digital Indonesia melalui pembangunan infrastuktur logistik berbasi teknologi sehingga dapat membantu pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Kerjasama ini tentunya juga akan mempermudah langkah terobosan Bukalapak dalam memperkenalkan produk-produk asli Indonesia dari para UMKM ke pasar internasional, salah satunya dengan meningkatkan layanan dan inovasi fitur BukaGlobal”.
Platform Ekonomi Digital bertujuan untuk meningkatkan GDP dunia sebesar 17%, menciptakan lebih dari 300 juta lapangan pekerjaan secara global dan menghasilkan industri perdagangan, keuangan, dan asuransi baru senilai USD5,5 triliun pada tahun 2030, lebih dari dua kali ukuran produksi minyak dan emas dunia saat ini.
Hal ini dapat tercapai dengan menyeimbangkan kembali ekonomi dunia dengan penekanan pada risiko melakukan bisnis antara negara-negara berpenghasilan Tinggi, Menengah dan Rendah melalui efisiensi dan transparansi yang lebih besar bagi semua.
Platform Ekonomi Digital akan diimplementasikan melalui program Asia BTL selama periode 12 bulan dimulai pada tahun 2020 melalui jalur perdagangan tertentu yang menghubungkan pelaku B2B Indonesia radi dalam negeri dan dengan mitra dagang mereka secara global. Implementasi awal direncanakan untuk memasukkan Indonesia dan India.
Baca Juga: Ingin Mulai Bisnis Digital dari Skala Kecil? Bisa!
BTL akan mencakup pembeli, penjual, operator, bea cukai, bank / asuransi, penyedia layanan perdagangan dan logistik, yaitu setiap orang yang berpartisipasi dalam proses pengiriman dan fasilitasi perdagangan dari rak ke rak. Setelah pengerjaan BTL selesai, para peserta akan bersama-sama mengadakan acara Showcase di seluruh wilayah untuk menyebarluaskan manfaat layanan Platform Ekonomi Digital kepada para peserta ekonomi riil, khususnya UKM.
Dari pengumpulan hampir di 60.000 titik data yang mencakup semua zona ekonomi Indonesia di 19 klaster industri melalui wawancara tatap muka dari perusahaan kecil dan menengah, secara mengejutkan, hasilnya: 94% responden tidak memiliki sistem terintegrasi, 89% dari yang didefinisikan secara umum berharap digital tools yang dimiliki oleh Platform Ekonomi Digital untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik di level dasar.