Rabu 31 Jul 2019 12:50 WIB

PGN Perluas Jaringan Gas Rumah Tangga di Surabaya

Sudah 27 ribu rumah tangga di Surabaya menikmati gas bumi PGN.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) saat melakukan perawatan jaringan gas (Jargas) di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Rabu (26/6/2019).
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) saat melakukan perawatan jaringan gas (Jargas) di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Rabu (26/6/2019).

EKBIS.CO, SURABAYA -- Perusahaan Gas Negara (PGN) terus berupaya memperluas jaringan gas di Surabaya. Sales Head PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) area Surabaya-Gresik Misbachul Munir mengatakan selain bisa menekan angka subsidi energi, langkah ini dilakukan agar masyarakat luas bisa menikmati bahan bakar yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

"Sebagai Sub Holding Gas, PGN siap menjalankan peran untuk semakin memperluas pemanfaatan gas bumi ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau energi baik gas bumi," kata Munir di Surabaya, Selasa (30/7).

Baca Juga

Munir menjelaskan, di Surabaya, ada sekitar 26.762 rumah tangga yang telah menikmati aliran gas bumi di rumah mereka. Pelanggan rumah tangga PGN tersebar di beberapa wilayah di Surabaya. Seperti Surabaya Timur yang meliputi Kelurahan Wonorejo, Penjaringan Asri, Kedung Baruk, Kedung Asem dan Medokan Ayu.

"Di wilayah Surabaya Tengah meliputi Kelurahan Tegal Sari, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Kupang Krajan, Putat Jaya, Pasar Kembang dan Dr. Soetomo. Kemudian di wilayah Surabaya Selatan meliputi Kelurahan Airlangga, Barata Jaya, Kertajaya, Pucang Sewu, Ngagel, dan Taman Ngagel Rejo," ujar Munir.

Salah satunya penerima aliran gas bumi tersebut adalah Liswati, penjual rawon pecel di pasar Pucang Anom Surabaya. Ia mengaku telah menggunakan gas bumi yang disalurkan PGN sejak pertengahan 2016. menurutnya, penggunaan gas bumi lebih hemat ketimbang gas tabung.

"Dulu kami tidak tahu perbedaan antara gas bumi dengan gas tabung. Ternyata gas bumi ini hemat. Dulu saat menggunakan gas tabung, dalam sebulan saya bisa habis sekitar Rp 5 juta. Setelah menggunakan gas bumi yang melalui pipa, tagihan sebulan hanya sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 2,9 juta per bulan," kata Liswati.

Dengan adanya selisih biaya tersebut, Liswati mengaku, sisa uang bisa ia alokasikan untuk memenuhi kebutuhan yang lain atau ditabung. Selain hemat, ia merasa, penggunaan gas bumi lebih aman ketimbang gas tabung. Karena tekanan gas bumi melalui pipa ini lebih rendah dibanding energi yang digunakan sebelumnya.

"Maka kekhawatiran terjadi ledakan saat ada kebocoran gas tidak ada. Pernah salah satu kompor saya ada yang bocor, tetapi masih bisa saya gunakan " ujar Liswati.

Liswati mengaku sangat terbantu dengan adanya gas bumi, walaupun kadang ia mengeluh saat terkena denda karena telat membayar tagihan. Namun, kata dia, tetap saja tagihannya jauh lebih murah dibanding biaya yang dulu dikeluarkan untuk membeli gas tabung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement