EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bukalapak merilis total transaksi melalui platform paruh tahun dari bulan Januari hingga Juli 2019. Selama itu, Bukalapak mencatat annualized run rate paid GM (Vgross merchandise value) 5 miliar dolar AS dengan lebih dari dua juta transaksi perharinya.
"Laba bruto perbulan Bukalapak di tahun 2019 bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari angka desember 2018," ujar CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam keterangannya, Jumat (2/8).
Zaky menjelaskan, peningkatan yang terjadi hingga 100 persen tersebut adalah musim yang memuaskan. Namun, dia menyatakan, pencapaian yang di lakukan Bukalapak lapak tak terlepas dari jerih payah tim.
Zaky menyatakan proses perjuangan panjang dalam merintis buka Bukalapak. Awalnya, Zaky menceritakan Bukalapak tak dipercaya oleh banyak sebagai platform jual beli online.
"Kami ingat betul lapak jual online tak begitu dipercaya, segala transaksi yang dilakukan secara online identik dengan penipuan," ujarnya.
Hal itu, mengakibatkan sulitnya menjalin mitra dengan pelaku bisnis online agar menjual produknya melalui Bukalapak. Bahkan, Zaky menyebut, Bank yang menjadi moda transaksi tak menaruh kepercayaan pada Bukalapak.
"Tak sedikit juga dari kolega dan keluarga kami binggung saat kami jelaskan kami bekerja di Bukalapak," ujar dia.
Namun, berkat usaha tanpa kenal Bukalapak menunjukkan kiprah di industri bisnis tanah air. Bukalapak berhasil menjadi satu dari empat Unicorn di Indonesia.
Selama berdiri, Zaky menambahkan, Bukalapak telah menjalin kerjasama dengan sejumlah agen atau yang lebih dikenal dengan pelapak --sebutan untuk mitra Bukalapak. Saat ini, Bukalapak telah memiliki agen hampir di semua kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
"Hari ini dapat dengan gembira kami sampaikan 2 juta warung toko/toko kelontong dan agen wirausaha mandiri Bukalapak, telah hadir di 477 dari 514 kota dan kabupaten Indonesia," katanya.