Nama Thomas Lembong belakangan menjadi sorotan usai dirinya mengatakan, Go-Jek, Tokopedia, BukaLapak, dan Traveloka merupakan startup dari Singapura. Pria yang menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu ternyata memiliki kekayaan yang berlimpah ruah lho.
Bukan main-main, harta milik Thomas Lembong menyentuh angka Rp103 miliaran. Angka tersebut tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2017.
Pria yang akrab disapa Tom Lembong ini merupakan lulusan Harvard University dan mendapat gelar Bachelor Arts dari sana. Setelah lulus kuliah, ia memulai kariernya di pemerintahan pada tahun 1998 di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Baca Juga: Baru Menjabat Sudah Dihujat, Plt Dirut PLN Sripeni Punya Harta Rp9,2 Miliar
Ia menjabat sebagai Kepala Divisi Asset Management selama dua tahun hingga akhirnya BPPN dibubarkan Megawati tahun 2004 silam.
Usai BPPN bubar, Tom memutuskan berkarier di dunia swasta. Ia pun akhirnya sempat merasakan kerja di Deutsche Bank, Morgan Stanley, dan mendirikan Farindo Investment.
Farindo merupakan sebuah konsorsium yang dibentuk oleh Farallon Capital dan Djarum. Merekalah yang akhirnya mengakuisisi 51 persen saham Bank BCA dari BPPN lewat proses strategic private placement pada 2002 dengan harga Rp1.775 per saham atau senilai total Rp5,3 triliun.
Awalnya Farallon dikabarkan menguasai 90,64 persen saham di Farindo. Sementara itu Djarum cuma 9,36 persen. Namun di tahun 2006, Djarum justru menguasai 92,18 persen saham Farindo, alhasil merekalah yang jadi pemegang saham terbesar di BCA.
Baca Juga: Berharta Rp1,8 Miliar, Ini Tunggangan Milik Tri Rismaharini
Di tahun 2015, kepemilikan Farindo atas saham BCA mencapai 47,15 persen lho. Dan sejak 2009, keluarga Hartono pun jadi yang terkaya di Indonesia. Semuanya berkat harga saham BCA yang harganya terus naik, seiring dengan bisnisnya yang moncer.
Usai meninggalkan Farindo, Tom Lembong mendirikan Quvat Management Pte Ltd sebuah perusahaan investasi yang sempat membeli 8 persen saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Singkat cerita mereka pun berinvestasi di PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) proyek pembangunan bioskop bernama Blitz Megaplex (sekarang CGV Blitz).
Menurut informasi di LHKPN, dengan total kekayaan Rp103 miliar, Tom tak memiliki aset berupa rumah dan properti. Jumlah harta yang paling menonjol miliknya terletak pada kepemilikan harta bergerak lainnya yang tak disebutkan bentuknya.
Baca Juga: Harta Bos AP II yang Digarap KPK Bikin Sesak Nafas
Selain itu, ia juga memiliki surat berharga senilai Rp100 miliar dan kas di angka Rp2,1 miliar. Di balik hartanya yang berlimpah, Tom juga memiliki utang sebesar Rp24 jutaan.