Perusahaan rintisan pengusung kota pintar, Qlue berencana untuk menguatkan kemitraan dari segi sektor privat setelah bekerja sama dengan sektor pemerintahan sejak awal berdiri di 2016.
Pendiri dan CEO Qlue, Rama Raditya pun menyebutkan, kini jumlah klien perusahaan privat telah meningkat. Awalnya, perbandingan klien sektor pemerintah dan privat ada di angka 90:10, kini angkanya sudah menyentuh 60:40.
"Dalam waktu dekat akan catching up (klien dari sektor privat) karena bisnis butuh banget ini karena bisnis mana yang enggak mau saving cost?" ujar Rama ketika ditemui di acara QlueTalk, Selasa (6/8/2019), di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Baca Juga: Startup Ini Tengah Godok Solusi Jangka Pendek Atasi Polusi Udara
Sektor privat yang dituju oleh Qlue meliputi properti seperti mal dan gedung, manufaktur hingga ritel. Kawasan Industri Pulo Gadung jadi salah satu industri yang sudah terdaftar sebagai klien perusahaan itu.
"Konsepnya mirip dengan yang di sektor pemerintahan, untuk kurangi biaya operasional (seperti biaya petugas lapangan)," sebutnya kemudian.
Pengurangan biaya yang dimaksud meliputi alokasi sumber daya manusia (SDM) milik perusahaan. Contohnya, saat klien membangun properti baru, petugas di tempat lama bisa dialokasikan ke tempat baru itu. Sementara di properti yang lama, akan diimplementasikan solusi milik Qlue, seperti Qlue Vision.
Rama menjelaskan, "Jadi lebih ke alokasi resource, tak ada pegawai yang dilepaskan atau lost job."
Baru-baru ini, solusi dari Qlue mengudara ke kota Bandung, Makassar, dan Kupang. Adapun teknologi yang diadopsi meliputi dasbor, workforce, dan Qlue Vision. Sementara untuk sektor privat, adopsinya ditambah dengan solusi Qlue Vision.
Baca Juga: Pengguna Tumbuh 11%, Laporan di Platform Smart City "Qlue" Meningkat
Saat ini, Qlue sudah memiliki lebih dari 50 kemitraan di sektor keamanan, pemerintahan, kota mandiri, penanggulangan pascabencana, industri, dan sebagainya. Dari segi sektor privat sendiri, Qlue sudah memiliki 300 mitra, antara lain JIEP Ecogreen, MRT Jakarta, dan Transjakarta.
Aplikasinya telah digunakan oleh sekitar 1 juta pengguna, 80% di antaranya merupakan penduduk DKI Jakarta. Tiap bulan, terdapat peningkatan sekitar 17% dari sisi penggunanya.