EKBIS.CO, JAKARTA--Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi memberikan jurus untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan kepada petani di Kabupaten Garut. Hal ini penting agar Garut sebagai Kabupaten sentra komoditas pertanian terus meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Jurus pertama pada saat harga jatuh, petani jangan risau cari solusi, jangan salahkan kondisi. Caranya petani harus mulai bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri," demikian dikatakan Suwandi dalam kunjungan kerja Kementan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi XI DPR RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam rangka pengawalan BPK penyerahan bantuan sarana pertanian dan perikanan kepada Kelompok penerima bantuan di Garut, Rabu (7/8/2019).
Hadir Wakil Ketua BPK, Prof. Rizal Djalil, Anggota Komisi XI DPR RI, Siti Mufattahah, Irjen Kementan, Justan Riduan Siahaan, Kepala Badan Riset SDM KKP, Sjarief Widjaja, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Aryo Hanggono dan Bupati Garut Rudy Gunawan.
Suwandi menjelaskan dengan membuat pupuk organik dan pestisida sendiri, petani bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan. Dengan begitu, petani dapat menekan ongkos produksi, sehingga berdampak pada besarnya pendapatan yang diperoleh.
"Tentunya nantinya jika ada kenaikan harga tidak terlalu berpengaruh ke kondisi pendapatan petani," jelasnya.
Jurus kedua, ucap Suwandi, petani yang sudah tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) harus naik kelas menjadi Koperasi, Badan Usaha Masyarakat dan berkorporasi. Dampaknya, pengelolaan penjualan komoditi bisa memiliki posisi tawar dikarenakan memiliki stok dalam jumlah banyak.
"Kalau bersatu pasti akan memudahkan mencari mitra maupun mengakses permodalan. Petani harus bersatu agar punya bargaining position. Saatnya jadi price maker, jangan jadi price taker terus," cetusnya.
Selain memberi jurus ke petani, Suwandi pun memberikan bantuan senilai Rp 2 Miliar berupa Corn Sheller, Power Tresher, Traktor roda 2 dan roda 4, pompa air, cultivator bibit kopi dan domba. Total bantuan yang diberikan Kementan tahun 2019 untuk kabupaten garut sekitar Rp. 70 Milyar.
“Mohon kepada Bapak Justan Irjen Kementan membantu mengawal bantuan secara tertib, baik administrasi maupun pemanfaatannya. Khusus alat mesin pertanian (alsintan, red) harus dimanfaatkan dengan baik jangan nganggur biar berdaya guna dan produktif," ujarnya.
Suwandi menambahkan terkait dengan pertanaman pun petani agar jangan berhenti tanam dan jangan biarkan sepetak tanah pun menganggur. Petani harus bisa merubah mindset untuk tanam setiap saat.
Bahkan di bulan Juli sampai September ini kalau berhasil menambah luas tanam, Kementan yakin Garut akan mampu menyalip wilayah lain.
"Atas arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kami tentunya siap mendukung Garut dan meminta komitmen Bupati dan petani bersungguh-sungguh memanfaatkan potensi pertanian semaksimal mungkin," tandas Suwandi.
Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebutkan program atau bantuan pemerintah pusat, khususnya di sektor pertanian berhasil menekan angka kemiskinan di Kabupaten Garut, dari 11,23% tahun lalu menjadi 9,23%. Kini Kabupaten Garut menjadi sentra produksi jagung berkat bantuan Kementan.
Gairah petani menanam jagung disini sangat bagus, apalagi dengan adanya bantuan Kementan semakin memacu minat petani kami menanam jagung.
"Begitu pula untuk perikanan, kami ucapkan juga terima kasih kepada KKP yang telah banyak memberi bantuan ke masyarakat Garut," imbuh dia.
Wakil Ketua BPK, Prof. Rizal Djalil sekaligus selaku pihak yang mengawal bantuan pemerintah mengapresiasi Kementan dan KKP atas perhatiannya untuk kemajuan Kabupaten Garut, khususnya mengoptimalkan bantuan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai sentra jagung, kita bersama mari mendorong kekuatan internal di Kabupaten Garut yang sudah surplus ini ke arah perbaikan hilirisasi industri peternakannya," katanya.