Berkat dukungan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), salah satu Industri Kecil dan Menengah (IKM) asal Sukoharjo mampu menembus pasar global.
"Dalam mendorong para pelaku IKM dapat mengakses pasar global, di tahun 2018, kami menjalin kerja sama dengan PT Anugerah Tangkas Transportindo sebagai Alibaba Authorized Partner di Indonesia, untuk memfasilitasi pelaku IKM," ungkap Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih, dalam siaran pers yang dikutip Ahad (11/8).
Baca Juga: Ini Perbedaan IKM dan UKM
Melalui perjanjian kerja sama tersebut, sebanyak 10 pelaku IKM nasional difasilitasi menjadi Gold Member dalam marketplace Alibaba.com. Para pelaku IKM mendapatkan pelatihan, antara lain mengenai cara menghadapi calon pembeli dari luar negeri, serta trik-trik untuk mengoptimalkan hasil pencairan produk mereka di dalam situs e-commerce Alibaba.com.
"Pada Agustus 2019 ini, program tersebut telah menunjukkan hasilnya, dengan telah diterimanya order perdana dari Amerika Serikat senilai lebih dari US$20.000 untuk salah satu pelaku IKM yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni UD Surya Abadi Furniture yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah," papar Gati.
Baca Juga: Kemenperin: IKM Serap 60% Pekerja Sektor Industri
Pihaknya juga telah menjalankan beberapa program strategis lainnya untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing pelaku IKM nasional, di antaranya melalui kegiatan revitalisasi sentra IKM, pengembangan produk IKM, serta restrukturisasi mesin dan peralatan.
Melalui kegiatan-kegiatan ini, kata dia, diharapkan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk-produk pelaku IKM meningkat, bahkan bisa menembus dan memperluas akses ke pasar ekspor.
Mengenai keberhasilan perusahaannya dalam mendapatkan pembeli baru dari AS tersebut, Rining Nurfarida selaku pemilik usaha menyampaikan kegembiraannya, karena produknya bisa diterima oleh konsumen luar negeri.
"Kami sangat senang dapat diikutkan dalam program fasilitasi pelaku IKM di dalam e-commerce global ini. Selain itu, menunjukkan pula bahwa produk kami cukup kompetitif di pasar ekspor," ujarnya.
Baca Juga: Pameran Manufacturing Surabaya, Pelaku IKM Wajib Gunakan Alat Modern
Kemenperin mencatat, sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus nilai US$60,14 miliar. Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88% dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka US$80,32 miliar di semester pertama tahun ini.
Adapun tiga sektor terbesar dalam menyokong nilai ekspor nasional pada semester I-2019 yaitu industri makanan sebesar US$12,36 miliar, kemudian industri logam dasar US$8,14 miliar, disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$6,37 miliar.