Spotify akan menguji coba kenaikan harga untuk paket keluarga. Kenaikannya akan mencapai 13% di beberapa pasar Skandinavia, menurut laporan Bloomberg, mengutip keterangan nara sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Kenaikan harga itu dirancang sebagai uji coba terbatas untuk mengetahui mungkin atau tidaknya platform itu menawarkan harga layanan yang lebih tinggi secara global.
Namun, hal itu kabarnya tak akan bersifat permanen karena perusahaan akan melihat hasil uji coba lebih dulu, seperti dilansir dari TechCrunch (16/8/2019).
Baca Juga: Awas Spotify Bisa Kebalap Apple
Paket keluarga saat ini dibanderol sekitar 15 dolar AS (sekitar Rp 214 ribu) per bulan dengan pengguna maksimal lima orang. Spotify juga telah menguji rencana yang disebut Premium Duothat, menawarkan dua langganan seharga 13,91 dolar AS (sekitar Rp 198 ribu) per bulan.
Dalam laporannya, TechCrunch memaparkan, "Spotify memiliki alasan yang baik untuk menaikkan harga. Mereka secara konsisten merugi walau memiliki basis pengguna terbesar dari semua layanan streaming musik."
Spotify memiliki 108 juta pelanggan premium. Perusahaan mengatakan pertumbuhannya lebih cepat daripada pesaing terdekatnya, Apple Music, yang juga mengenakan biaya Rp 214 ribu per bulan untuk paket keluarga dan memiliki sekitar 60 juta pelanggan pada pertengahan tahun ini.
Baca Juga: Walau Pendengar Podcast Tumbuh Pesat dari Kuartal I 2019, Spotify Masih Rugi
Namun, karena masih dalam masa pertumbuhan, Spotify masih mengandalkan diskon untuk mengakuisisi dan mempertahankan pelanggan. "Pasar ini memiliki potensi pengguna besar, setidaknya 1 miliar orang," imbuh salah satu eksekutif Spotify kepada Bloomberg.
Apalagi, sekarang Spotify merupakan perusahaan terbuka. Itu membuatnya terus berusaha menuju profitabilitas.
Pada layanan streaming video, Netflix telah berhasil meningkatkan harga secara konsisten dan mempertahankan pelanggan selama bertahun-tahun karena mengubah pola bisnis, dari pertumbuhan ke mendorong lebih banyak pendapatan.