Sabtu 17 Aug 2019 01:32 WIB

Perusahaan Paling Tajir Sepanjang Sejarah

Masa kejayaan VOC pada 1637 membuat nilainya melonjak jadi Rp 112,6 triliun.

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Perusahaan Paling Tajir Sepanjang Sejarah. (FOTO: Istimewa)
Perusahaan Paling Tajir Sepanjang Sejarah. (FOTO: Istimewa)

Selain perusahaan raksasa teknologi yang saat ini menjadi perusahaan termahal di dunia, sebut saja Google, Apple, Amazon, dan lainnya, ada perusahaan yang pernah berdiri di Indonesia yang valuasinya belum terkalahkan hingga detik ini juga.

Perusahaan paling mahal sepanjang sejarah adalah Verenidge Oost-Indische Compagnie atau VOC yang berdiri di Hindia Belanda atau saat ini yang menjadi Indonesia.

Baca Juga: Apple Tumbang, Alphabet Jadi Perusahaan Terkaya di Dunia

Melansir dari Visual Capitalist (16/8/2019), VOC merupakan perusahaan kongsi dagang milik Belanda. Ia melakukan monopoli perdagangan dan mencari sumber daya alam untuk dijual selama 21 tahun. Perusahaan terkaya ini juga mengirim lebih dari satu juta pelayaran ke Asia.

Dengan keistimewaan yang diberikan pemerintah Belanda, VOC bisa mendapatkan barang-barang eksotis, membangun koloni, bahkan memulai perang.

Masa kejayaan VOC pada tahun 1637 membuat nilainya melonjak, yakni menjadi 78 juta gulden atau US$7,9 triliun, yang jika dirupiahkan senilai Rp112,6 triliun.

Baca Juga: Jeff Bezos Antarkan Amazon Jadi Perusahaan Tak Terkalahkan

Jumlah tersebut sangat besar dan sejajar dengan jumlah 20 perusahaan besar dunia, mulai dari Apple, Amazon, ExxonMobil, Tencent hingga Microsoft. Nilai Apple saja hanya sebesar 11 persennya dari nilai kekayaan VOC.

Saat beroperasi, kongsi dagang ini mempekerjakan 70 ribu pekerja dan bertahan hingga 400 tahun. Namun, VOC bangkrut pada tahun 1799.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement