EKBIS.CO, BANTUL -- Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebut luas tanaman bawang merah di wilayah ini pada musim tanam 2019 menurun dibanding beberapa tahun lalu. Penurunan luas lahan ini disebabkan oleh berkurangnya minat petani untuk budi daya tanaman hortikultura itu.
"Waktu itu luas tanam bawang merah kita tinggi hampir seluas 900 hektare, tapi sekarang terjadi penurunan, karena minat penanaman bawang merah menurun," kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan DPPKP Bantul Imawan Eko Handrianto di Bantul, Rabu (28/8).
Menurut dia, luas tanaman bawang merah di Bantul pada musim tanam 2019 berkisar 500-an hektare. Luas lahan ini tersebar di beberapa kecamatan wilayah selatan, yaitu di Sanden seluas 200 hektare, Kretek seluas 281 hektare, dan sebagian di wilayah Desa Selopamioro Imogiri.
Dia mengatakan penurunan minat petani menanam bawang merah karena ada kemungkinan pertimbangan mengenai harga jual panen yang cenderung tidak stabil. Selain itu, juga dalam budi daya tanaman komoditas hortikultura tersebut memerlukan modal relatif besar.
"Mungkin mereka juga ada kebutuhan, keinginan untuk menanam yang (harganya) lebih stabil, misalnya padi, dan ada pertimbangan lain dari petani itu modalnya kalau bawang merah tinggi, sehingga perlu menghitung ulang untuk menanam komoditas yang menyerap modal besar," katanya.
Apalagi, kata dia, harga bawang merah tidak stabil atau fluktuatif. "Beda dengan cabai yang memang tinggi, sehingga pola tanam itu biasanya bawang merah kemudian disusupi cabai. Bahkan cabai itu meningkat ya sekarang, malah peningkatan lebih tinggi," katanya.
Dia menyebutkan penurunan luas tanaman bawang merah di Bantul dalam beberapa tahun terakhir terjadi di sentra bawang merah seperti Sanden dan Kretek. Pasalnya, sebagian dari petani cenderung menanam cabai dan tanaman palawija lainnya apabila musim kemarau.
Namun demikian, kata dia, justru terjadi pengembangan tanaman bawang merah baru di wilayah Nawungan Selopamioro Imogiri dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sistem pertanian yang dibudidayakan mengarah pada pertanian sehat dengan meminimalisasi kimia.
"Di daerah sentra bawang di Sanden, Kretek, dan Srandakan itu terjadi penurunan, tapi sekarang di daerah Nawungan Selopamioro itu ada peningkatan penanaman bawang merah, malah dengan penanaman sistem mengarah ke organik atau budi daya yang sehat," katanya.