Ahad 22 Sep 2019 13:03 WIB

Kementan Dorong Sorgum Jadi Pangan Alternatif di 2020

Hampir seluruh bagian tanaman sorgum dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.

Red: Gita Amanda
Tanaman sorgum.
Foto: Kementan
Tanaman sorgum.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 2020 meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif. Salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum.

"Sorgum salah satu tanaman yang akan kita alokasikan bantuan benih, karena tanaman ini banyak manfaatnya," demikian dikemukakan Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Bambang Sugiharto di Jakarta, Sabtu (21/9) lalu, seperti dalam siaran persnya.

Baca Juga

Salah satu pelaku usaha yang giat membudidaya sorgum ada di Lamongan Jawa Timur, namanya Rumah Sorgum Indonesia. Unit usaha yang berdomisili di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Jawa Timur ini memulai usahanya pada tahun 2016 dan pada tahun 2019 mendapatkan izin resmi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan.

Menurut Esti Faizah, seorang penyuluh yang juga aktif di Rumah Sorgum, berdirinya unit usaha ini dilatar belakangi melimpahnya produksi biji sorgum di wilayah tersebut. "Saat panen raya biasanya harganya anjlok, karena petani hanya jual bentuk biji saja, trus muncullah ide kami mengolahnya jadi pangan lokal sehat biar meningkat nilai ekonomisnya," tutur Esti.

Perlu diketahui harga sorgum segar sekitar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per kilogram (kg). Apabila diolah menjadi produk makanan tentu punya nilai tambah lagi.

"Di Rumah Sorgum, banyak produk olahan yang kami hasilkan. Ada kue sorgum, sirup, beras sorgum, kemplang, madumongso, mi sorgum, banyak olahan lain lagi," ujar Esti.

Dalam usahanya Rumah Sorgum pun menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mayoritas anggotanya adalah kaum ibu petani atau kelompok tani wanita yang ada di wilayah Lamongan. "Lumayan, bisa buat tambahan bantuin pendapatan keluarga mereka selain bercocok tanam," kata Esti.

Selain mendapatkan dukungan dari Kementan dan Dinas Pertanian, dukungan juga muncul dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamongan untuk memfasilitasi gratis izin usaha dan dapat menitipkan produk olahan di showroom. Selain itu juga ada sertifikat halal oleh MUI yang difasilitasi Dinas Koperasi Kabupaten Lamongan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementan, karena kami dapat meraih juara 1 inovasi teknologi yang di gelar Pemda Lamongan," ujar Esti.

Esti konsisten mendampingi perkembangan Rumah Sorgum Indonesia mulai dari awal merintis hingga besar seperti sekarang.  Ia berharap Rumah sorgum indonesia menjadi ikon pangan sehat dan dikenal masyarakat secara luas, sehingga produk-produknya bisa dibeli masyarakat dan otomatis bisa meningkatkan pendapatan petani dan mendorong petani terus membudidayakan sorgum secara luas.

photo
Rumah Sorgum Indonesia.

Sebaran dan manfaat sorgum

Perlu diketahui sorgum atau yang dikenal dgn nama latin (Sorghum bicolor (L.)Moench pada tahun 1970 sudah mulai banyak di budidaya kan di Indonesia. Tercatat ada sekitar 15 ribu hektare tersebar di Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini.

Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Mulai menjadi makanan seperti sirup, gula, kerajinan tangan, pati, biomas, bioetanol dan tepung pengganti terigu dan lainnya.

Kepala Seksi Intensifikasi Jagung dan Serealia Lain, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Ahmad Yusuf mengatakan daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional terdapat di daerah Purwodadi, Pati, Demak, Wonogiri, Gunung Kidul, Kulon Progo, Lamongan, Bojonegoro, Tuban dan Probolinggo

"Tahun 2020 sudah kita alokasikan 5.000 hektare. Ini bukti keseriusan kami mengembangkan sorgum," kata dia.

Menurut Yusuf, yang menarik dari sorgum adalah tidak adanya kandungan gluten seperti tepung terigu. Dengan demikian, komoditas pangan ini tentu banyak yang cari karena sekarang sudah banyak yang beralih ke tren hidup sehat dengan diet gluten seperti di Eropa dan Jepang.

"Sorgum yang kaya kandungan niasin, thiamin, vitamin B6, juga zat besi, dan mangan ini patut untuk terus dikembangkan sebagai pangan alternatif yang menyehatkan," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement