EKBIS.CO, LOS ANGELES — Aktris asal Amerika Serikat (AS) Jennifer Aniston mengatakan produser Harvey Weinstein pernah mencoba untuk menekannya agar mengenakan gaun yang dirancang oleh istrinya. Perempuan berusia 50 tahun itu mengatakan pernah bekerja dengan Weinstein dalam film Derailed pada 2004.
Aniston ingat bahwa di tahun itu pernah bekerja dengan Weinstein, sang istri bernama Georgina Chapman juga meluncurkan label mode Marchesa. Menurut mantan istri Brad Pitt ini, saat berada di London, Inggris, Weinstein mendatanginya dan memaksanya untuk mengenakan baju dari label mode tersebut ke acara pemutaran perdana film.
“Ia (Weinstein) datang mengunjungi saya di London saat kami sedang syuting dan mengatakan bahwa ingin saya mengenakan salah satu dari (baju) ini ke premiere,” ujar Aniston dilansir The Independent, Kamis (10/10).
Aniston mengaku sangat ingat bagaimana Weinstein saat itu menyerahkan buku tampilan yang berisi gambar-gambar gaun dari Marchesa yang dirancang Chapman. Ia kemudian melihat model-model gaun yang ada dan memutuskan untuk tidak memilih satupun.
“Saya melihat dan tak ingin mengenakannya saat itu. Tapi dia (Weinstein) langsung mengatakan bawa saya harus mengenakannya, ini adalah cara ia mem-bully dan saya tetap tidak akan mengenakan gaun itu,” jelas Aniston.
Ketika ditanya apakah Weinstein akhirnya menerima keputusan itu, menurut Aniston, tak ada yang bisa dilakukan. Pada akhirnya, mantan bintang serial Friends ini tidak mudah untuk ditekan oleh produsernya sekalipun.
Weinstein adalah produser dari sejumlah film-film Hollywood yang mendirikan perusahaan film Miramax bersama dengan saudaranya Bob Weinstein. Selama ini, pria berusia 67 tahun itu terkenal dengan beberapa film independen yang sukses, seperti The Crying Game (1992), Pulp Fiction (1994), dan Heavenly Creatures (1994).
Namun, saat ini Weinstein menghadapi lebih dari 70 tuduhan pelecehan seksual dan pemerkosaan. Meski telah menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan tersebut, namun ia semakin disorot karena mencoba mengubah kampanye #MeToo yang secara global menyuarakan perlawanan atas pelanggaran dan pelecehan seksual.