EKBIS.CO, JAKARTA -- PT. Adaro Energy kembali melakukan serangkaian kegiatan eksplorasi untuk bisa menambah cadangan dan memperkuat bisnis. Oktober ini rencananya perusahaan akan melakukan pemboran pada area Tutupan dan Paringin.
Kedua area tersebut merupakan wilayah tambang milik Adaro di Kalimantan Selatan. Head of Corporate Communication Adaro Energy, Febriati Nadira menjelaskan Adaro akan melakukan tiga pengeboran di lokasi tambang Tutupan. Sedangkan di daerah Paringin perusahaan akan melakukan pengeboran pada tiga titik.
"Kami akan melakukan pengeboran di lokasi tambang Tutupan dan Paringin," ujar Ira, Ahad (13/10).
Pada titik Tutupan, pengeboran pertama pada lubang inti dengan kedalaman 550 meter. Sedangkan pengeboran kedua ada di lubang terbuka sebanyak 38 titik di kedalaman 8.830 meter. "Ketiga, pengeboran SPT (Tes Penetrasi Tanah) oleh Geotech sebanyak 2 titik dengan target kedalaman 67 meter," ujar Ira.
Ia juga menjelaskan di area tambang Paringin, perseroan bakal melakukan pengeboran lubang SPT oleh Geotech sebanyak 3 titik dengan kedalaman 148 meter.
“Pada saat ini, PT Adaro Indonesia menerapkan sistem penambangan terbuka (surface open-cut mining) di tiga lokasi tambang yaitu Tambang Tutupan, Tambang Paringin, dan Tambang Wara,” ujar Ira.
Ira juga menjelaskan kegiatan Eksplorasi dan Geotech diprioritaskan pada daerah - daerah yang memerlukan pemboran detail (terinci) untuk mendapatkan data-data geologi dan geo hidrologi.
Pada September 2019, kegiatan pengeboran telah mencakup pengeboran lubang inti untuk mengambil sampel SPT uji kekuatan batuan di area tambang Wara dan Tutupan Selatan oleh Geotech.
Selain itu, dilakukan pula pengeboran lubang inti dan terbuka oleh Geology untuk pengambilan kualitas batu bara serta konfirmasi kemenerusan seam terhadap perhitungan sumber daya daerah Tutupan Utara.
Untuk bisa menjalankan kegiatan eksplorasi ini, Adaro merogoh kocek sebesar 161 ribu dolar Amerika pada September lalu. Tahun ini perusahaan menganggarkan dana sekitar 1,56 juta dolar Amerika untuk kegiatan eksplorasi. Hingga Oktober ini, perusahaan sudah menyerap biaya eksplorasi sebesar 856 ribu dolar AS.
Sebelumnya, Chief Financial Officer Adaro Energy Lie Luckman menjelaskan perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar 450 hingga 600 juta dolar pada tahun 2019 ini. Hingga semester satu 2019, perusahaan sudah menyerap 245 juta dolar. "Sebagian besar realisasi itu digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat serta pengembangan AMC," ujar Lie.
Hingga 30 Juni 2019, Adaro sudah mengantongi pendapatan usaha sebesar 1,77 juta dolar atau naik 9,93 persen dari periode lalu yang tercatat sebesar 1,61 juta dolar. Sementara laba juga naik 51,93 persen dari 195 juta dolar menjadi 296 juta dolar.