Jumat 18 Oct 2019 16:53 WIB

Bos Facebook Sindir TikTok, Ada Masalah Apa?

Bos Facebook mengkritik TikTok yang tidak pro demokrasi dan hobi sensor.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bos Facebook Sindir TikTok, Ada Masalah Apa Ya?. (FOTO: Reuters/Adnan Abidi)
Bos Facebook Sindir TikTok, Ada Masalah Apa Ya?. (FOTO: Reuters/Adnan Abidi)

Warta Ekonomi.co.id, -- Bos Facebook, Mark Zuckerberg menyindir TikTok soal penyensoran terhadap unjuk rasa aktivis, ketika ia menyampaikan pidato soal kebebasan berbicara di Univerwsitas Georgetown, Washington, Amerika Serikat.

Zuckerberg memamerkan platformnya, Facebook dan WhatsApp, yang diklaim digunakan para pengunjuk rasa karena enkripsi dan perlindungan privasinya.

“(Lain dengan) TikTok, aplikasi China yang tumbuh cepat secara global. Mereka malah menyensor unjuk rasa, bahkan bagi pengguna di AS,” kata Zuckerberg, dikutip dari Reuters, Jumat (18/10/2019).

Baca Juga: Enggak Kayak Facebook, TikTok Tolak Pasang Iklan Soal . . . .

TikTok merupakan kompetitor berat bagi Facebook, terutama untuk menggaet audiens muda. Aplikasi China itu dikenal sebagai aplikasi video singkat berisi konten tarian atau nyanyian yang dilengkapi lagu dan efek khusus.

Menanggapi sindiran Zuckerberg, TikTok mengatakan, “kami tak dipengaruhi oleh pemerintah asing.”

Sebelumnya, dalam rekaman bocor yang beredar, Zuckerberg mengatakan kepada karyawannya, TikTok merupakan produk internet China pertama yang sukses di seluruh dunia.

“Aplikasi itu juga mulai digandrungi di AS, terutama oleh para pengguna muda,” tambahnya.

Komentar suami Priscilla Chan itu muncul dua minggu setelah Senator Marco Rubio meminta panel keamanan nasional AS untuk meninjau akuisisi induk perusahaan TikTok, ByteDance Technology karena aplikasi itu dinilai digunakan oleh Pemerintah China untuk menyensor konten sensitif dari segi politis.

Dalam surat peninjauan, Rubio mencatat, walaupun protes Hong Kong mendominasi berita utama internasional selama berbulan-bulan, aplikasi itu hanya menampilkan beberapa video dari peristiwa itu.

Menurutnya, aplikasi milik China semakin banyak digunakan untuk menyensor konten dan membungkam diskusi terbuka tentang konten yang dinilai sensitif oleh Pemerintah China.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement