Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Di samping video lucu, TikTok juga sudah diramaikan oleh propaganda golongan ekstremis seperti ISIS. Namun, perusahaan itu sudah menghapus sekitar 24 akun yang memposting propaganda-propaganda ISIS.
Video-video dari akun itu menampilkan hal militan, mayat, dan wanita bersenjata ISIS yang dengan bangga mengakui diri sebagai jihadis. Beberapa di antaranya sudah diikuti oleh seribu orang.
“Kami secara permanen melarang akun dan perangkat terkait organisasi tersebut setelah dilakukan identifikasi. Kami juga mengembangkan kontrol yang lebih kuat untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan secara proaktif,” kata juru bicara TikTok kepada CNBC Internasional.
Baca Juga: Bos Facebook Sindir TikTok, Ada Masalah Apa Ya?
Kiriman-kiriman itu diterbitkan setelah pasukan Amerika Serikat (AS) menarik diri dari Suriah. Konten ekstremis jadi tantangan terbaru yang TikTok hadapi.
Sang jubir menambahkan, “konten yang menampilkan organisasi teroris tak diizinkan di TikTok.”
Secara eksplisit, aturan TikTok melarang organisasi kriminal untuk menggunakan aplikasi. Namun, permasalahan penyalahgunaan aplikasi seperti itu memang dihadapi oleh platform media sosial.
“Ini jadi tantangan industri, yang diperumit oleh aktor-aktor jahat yang secara aktif berusaha menghindari tindakan perlindungan,” kata juru bicara itu lagi.