EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 1,5 triliun lebih per Oktober 2019. Dana tersebut disalurkan ke 321 ribu mitra usaha perempuan di berbagai desa di Tanah Air.
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan, kinerja itu sudah sesuai rencana perusahaan tahun lalu. Baik dari sisi jumlah nasabah, maupun total modal kerja yang disalurkan.
Maka ia optimis hingga akhir 2019, Amartha dapat semakin banyak mengucurkan pembiayaan. "Dengan tren begini, mungkin sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 1,7 triliun," ujar Aria saat ditanya wartawan di Jakarta, Rabu, (6/11).
Dirinya menuturkan, setiap bulan perusahaan financial technology (fintech) peer to peer lending tersebut menyalurkan dana sekitar Rp 150 miliar. "Semuanya diberikan ke mitra usaha perempuan dalam bentuk pinjaman berjangka waktu satu tahun," kata dia.
Setelah melunasi pinjamannya, nasabah bisa kembali mengajukan pembiayaan. "Kita cek lagi, skoring lagi nasabah itu, kalau hasilnya bagus bisa lanjut ke pinjaman atau siklus berikutnya, dan begitu seterusnya," jelas Aria.
Jumlah pinjaman yang diberikan, ujarnya, juga tergantung hasil skoring. Ini merupakan salah satu cara perusahaan memitigasi risiko.
Perlu diketahui, Amartha baru saja meluncurkan hasil riset bersama Center for Digital Society Universitas Gajah Mada (CfDS UGM) bertajuk 'Peran Amartha dalam Meneningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan'.
Hasilnya menunjukkan, Amartha berhasil meningkatkan kesejahteraan hidup para mitranya. Pasalnya pendanaan dan pendampingan yang Amartha lakukan membuat pendapatan mereka naik hingga tujuh kali lipat, melebihi Upah Minimum Regional (UMR) setempat.
Salah satu temuan riset tersebut mengungkap, sebanyak 76 persen mitra usaha Amartha mengaku bisa membayar uang sekolah anak dari pendapatan usaha. Selain itu, meningkatnya penjualan mereka turut membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.