EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 Hamied Wijaya mengatakan inovasi menjadi salah satu strategi harus dilakukan dalam mengantisipasi dampak tekanan serta perlambatan ekonomi. Inovasi dibutuhkan karena pelambatan ekonomi juga berdampak ke Pelindo I.
"Sekarang tantangannya, perekonomian sedang tidak bagus," ujar Hamied kepada Republika di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/11).
Hamied menyebut trafik kunjungan kapal Pelindo I rata-rata hanya naik tiga persen per tahun. Hamied menilai hal ini sejatinya cukup lumrah lantaran tak lepas dari faktor masa pemilihan umum (pemilu).
Banyak pengusaha yang lebih memilih menahan diri agar tidak berdampak akibat dinamika kontestasi politik. Untuk kembali tumbuh secara maksimal pascapemilu, kata Hamied, memerlukan waktu yang tidak sebentar.
"Banyak pengusaha tahan diri karena pemilu maka turun, ditambah dengan kondisi perekonomian dunia," ucap Hamied.
Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian perekonomian dunia akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang berimbas ke Indonesia. Untungnya, ucap Hamied, Pelindo tertolong dengan populasi Indonesia yang besar sehingga tetap membutuhkan pasokan untuk konsumsi.
"Penduduk kita ada 200 jutaan yang perlu makan maka angkutan untuk konsumsi masih harus ada, itu yang menyelematkan kita," kata Hamied.
Melihat sejumlah persoalan yang ada, kata Hamied, Pelindo I tak boleh hanya menggantungkan pada bisnis pelayanan kapal, barang, hingga penumpang. Pelindo, lanjut Hamied, mulai menyasar pada sektor lain dengan membangun kawasan industri.
Harapannya, sektor ini nantinya dapat menjadi salah satu alternatif pemasukan bagi perseroan. Meski begitu, kata Hamied, Pelindo menghadapi tantangan besar lantaran harus bersaing dengan BUMN lain hingga perusahaan logistik yang sudah ada.
"Membuat kawasan industri baru tidak mudah. Contoh yang dibangun Krakatau Steel itu 30 tahun baru bisa stabil," ungkap Hamied.