Senin 18 Nov 2019 10:28 WIB

Dibuka di Zona Merah, IHSG Masih Berpeluang Menguat

Pagi ini IHSG dibuka melemah ke level 6.126.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/6/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada pembukaan perdagangan Senin (18/11). IHSG melemah ke level 6.126 dari 6.128 pada penutupan perdagangan pekan kemarin, Jumat (15/11).

Kendati demikian, pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan masih berpeluang menguat. Hal tersebut terlihat dari hubungan dagang China dan Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik.

Baca Juga

"Amerika dan China kembali mesra meskipun hambatan di depan mata," ujar Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (18/11).

Para negosiator Amerika dan China menyampaikan bahwa mereka telah mengadakan diskusi yang sangat konstruktif melalui sambungan telepon pada hari Sabtu kemarin untuk membahas mengenai permasalahan inti dari masing masing pihak terkait

dengan kesepakatan tahap pertama yang berlarut larut.

Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang melakukan pembicaraan dengan Robert Lighthizer telah melakukan diskusi, dan diskusi tersebut dilakukan atas permintaan dari Amerika. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat untuk tetap melakukan komunikasi yang sangat erat.

Pihak Amerika melakukan panggilan telepon terhadap China setelah sebelumnya Trump mengatakan bahwa pembicaraan kesepakatan dengan China selama fase pertama mulai memasuki tahap akhir. Dan di tahap inilah, masalah yang paling kompleks sekalipun mulai diperdebatkan dan akan didiskusikan.

Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan pada Kamis malam di Washington bahwa pihaknya siap untuk melakukan lompatan kecil dan tetap berkomunikasi dengan China setiap hari. Namun meskipun kesepakatan itu sudah sangat dekat, belum akan dilakukan eksekusi.

Biasanya tahap terakhir perjanjian dari sebuah kesepakatan lah yang mungkin akan membuat sebuah kesepakatan menjadi gagal. Sampai dengan saat ini Trump masih belum secara terbuka menunjukkan persetujuannya terkait dengan penurunan tarif.

Kedua belah pihak sebetulnya sudah hampir mencapai kesepakatan 6 bulan lalu, namun Amerika waktu itu sempat menyampaikan bahwa China mundur dari komitmen yang sudah dibuat sebelumnya dan pada akhirnya waktu itu China tidak jadi menandatangani kesepakatan tersebut.

Saat ini Amerika dan China telah mengadakan konfrensi video pada level tingkat kerja yang berfokus pada isu isu mulai dari detail dan jadwal pembelian barang barang pertanian seperti daging babi, kedelai, hingga komitmen China untuk mengurangi pencurian kekayaan intelektual yang diminta oleh Trump sebelumnya.

Atas berita ini, indeks saham Amerika naik ke level tertinggi sepanjang masa. S&P 500 juga naik untuk minggu keenam berturut turut. Dow Jones melewati 28.000 untuk pertama kalinya, dan Nasdaq Composite juga mencapai tertinggi sepanjang masa.

"Kami berharap bahwa pasar Indonesia juga tertular sentiment positif tersebut," kata Nico.

Nico melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan diperdagangkan pada level 6.100-6.167.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement