EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong perusahaan untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi baru menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
"Bapak ibu, mau tidak mau, harus mulai berinvestasi di R and D (research and development). Menurut saya R and D untuk sektor swasta di Indonesia bukan lagi kemewahan, sudah menjadi kebutuhan. Untuk menjadi kompetitif harus inovatif," ujar Bambang di hadapan para pelaku bisnis di acara Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) di Nusa Dua, Bali, Sabtu (23/11).
Menurut dia, penelitian dan pengembangan yang berujung kepada inovasi diperlukan untuk menciptakan produk baru, agar tidak hanya membeli lisensi teknologi dari luar.
Penemuan invoasi baru, kata mantan kepala Bappenas itu, harus dilakukan melalui proses panjang yang tidak murah sehingga para pelaku bisnis untuk mempertahankan keberlanjutan bisnis perlu melakukan investasi di bidang penelitian dan pengembangan produk.
"Jadi saya ingin mendorong perusahaan bapak dan ibu, apalagi yang sudah skala besar untuk tidak bergantung hanya kepada membeli lisensi dari pihak lain apalagi menggantungkan kepada teknologi impor," ujar Bambang.
Dia mengakui pengembangan teknologi bukanlah hal yang mudah, tapi hal itu harus dilakukan jika Indonesia ingin menjadi pemenang. Tidak hanya itu, Bambang juga meminta para perusahaan tersebut untuk berinvestasi kepada manusia. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh korporasi untuk mengembangkan manusia adalah dengan bekerja bersama orang lokal untuk mengembangkan kemampuan mereka.
Tidak cukup hanya menyediakan lapangan pekerjaan karena itu memang diperlukan oleh perusahaan, tapi juga mengembangkan manusia yang juga salah satu hal yang dibutuhkan masyarakat, kata Bambang.
Menristek/Kepala BRIN berbicara kepada para pelaku usaha yang akan menerima Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT), sebuah ajang penghargaan dan sistem pemeringkatan laporan keberlanjutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.