Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Bukalapak mengadakan pertemuan antara Co-Founder and Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dengan Wakil Presiden Republik Indonesia KH. Ma’ruf Amin. Pertemuan tersebut membahas program dan pengembangan yang dapat dilakukan dalam menciptakan ekosistem kewirausahan digital berbasis ekonomi umat.
Wapres juga setuju bahwa kolaborasi dengan pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk mempertemukan UMKM dengan potensi yang lebih besar dan masif.
Baca Juga: Dorong Inklusi Keuangan, Bukalapak Gandeng Warung Tradisional di Kota Kediri
"Ekonomi syariah adalah pemantik ekonomi baru dan berpotensi menjadi salah satu pilar penyokong kuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Harapannya, makin banyak yang berinisiatif dalam menciptakan inovasi di bidang ekonomi syariah, makin kuat pula pengembangan ekonomi berbasis umat ini," ujar Wapres dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/12/2019).
Data Kementerian Agama menyebutkan, Indonesia memiliki lebih dari 28.000 pesantren dan 4 juta santri yang tersebar di seluruh wilayah. Sementara itu, 80% dari pesantren tersebut telah mengelola UMKM yang produknya dihasilkan langsung oleh para santri.
"Kami baru saja memulai pelatihan digital bagi para santri di Pusat Layanan Usaha Terpadu Kabupaten Tasikmalaya pada bulan November ini. Selanjutnya, kami akan berkeliling Indonesia bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk meningkatkan kapasitas kewirausahaan digital terintegrasi bagi UMKM berbasis pesantren," ujar Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid, dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/12/2019).
Selain itu, menurut Fajrin, dari sisi penyediaan produk keuangan syariah, Bukalapak menjawab dengan penyediaan 7 produk syariah dengan total pertumbuhan AUM sebesar 168%.
"Hingga Juli 2019, produk BukaReksa mendominasi 60% total dana kelolaan. Sementara, BukaModal syariah mampu menarik pengajuan aplikasi pinjaman hingga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan versi konvensional," katanya.
Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung Indonesia dalam mempertahankan prestasi di mata dunia dalam hal keuangan syariah. Global Islamic Finance Report 2019 menempatkan Indonesia di peringkat tertinggi dalam hal kepemimpinan di perbankan dan keuangan Islam global, dengan skor angka capaian 81,93.