EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebanyak lima perusahaan dinyatakan lolos verifikasi untuk mengikuti lelang beras Bulog sebanyak 29.367 ton ton dengan harga penawaran dasar Rp 23.757.578.856. Bulog menyatakan, Kementerian Keuangan sebagai pemegang anggaran negara dipastikan akan membayar selisih antara harga awal pembelian beras dan harga jual beras yang turun akibat penurunan mutu.
Negara wajib mengganti selisih harga beras tersebut lantaran beras yang dilelang merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan Bulog berdasarkan penugasan pemerintah. Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, lelang beras sudah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas level Kemenko Perekonomian.
Karena itu, semestinya setiap kementerian dan lembaga terkait menyiapkan kewajibannya masing-masing. "(Lelang beras) sudah diputuskan dalam ratas, selanjutnya tinggal masalah teknis yang bersifat administratif," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Ahad (22/12).
Awaluddin menjelaskan, total harga penawaran lelang beras turun mutu sebesar Rp 23,75 miliar itu merupakan harga minimal dan tidak boleh lebih rendah dari harga tersebut. Harga awal pembelian beras oleh Bulog Rp 8.100 per kilogram atau sekitar Rp 237 miliar sesuai volume beras yang akan dilelang.
Berapa pun harga lelang yang nantinya disepakati, pemerintah wajib mengganti selisih antara harga penjualan dalam lelang dan harga keekonomian sesuai harga pembelian awal. "Insya Allah demikian (prosesnya)," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan surat Pengumuman Penjualan Secara Penawaran Umum Beras Turun Mutu Bulog, volume beras yang akan dilelang sebesar 20,39 ribu ton. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, setelah diverifikasi ulang, volume beras turun mutu bertambah menjadi 29,36 ribu ton.
Namun, Wahyu menjelaskan harga awal penawaran lelang tidak dinaikkan sehingga tetap Rp 23,75 miliar. Sebab, itu merupakan plafon awal yang masih memiliki kemungkinan naik. Di satu sisi, Bulog menerapkan lelang satu paket sehingga hanya akan ada satu pemenang lelang tunggal atas beras tersebut.
"Itu bukan harga mutlak, nanti ada penawarannya berapa. Penilaiannya seperti apa. Selisihnya nanti diganti pemerintah" kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso.